Zuhdi Family Pamulang
Z u h d i ~ f a m i l y

February 11, 2012

Kok bisa Kuliah di LN? (part 2)
by Muhammad Zuhdi on Saturday, October 23, 2010 at 11:25pm ·


Satu ketika di tahun 1997, saya mendatangi pameran pendidikan Australia di salah satu hotel di Jakarta. Pameran itu diikuti oleh berbagai perguruan tinggi Australia yang mencoba menarik anak-anak muda Indonesia untuk belajar di sana. Masing-masing stand menyampaikan informasi verbal, textual bahkan visual tentang kuliah di negeri Kanguru. Saya mengumpulkan brosur berbagai universitas yang memiliki jurusan yang saya minati. Setiap melihat prospectus-prospectus dan brosur-brosur tersebut, imaginasi saya melayang hingga ke Australia.

"Beruntung sekali anak-anak Indonesia yang bisa kuliah di sana... Fasilitas lengkap, profesor yang mumpuni, layanan ramah dan membantu, dan yang terpenting: pengalaman yang berbeda dari kuliah di tanah air. Oh iya satu lagi, pasti Bahasa Inggris mereka makin lancar."

Salah satu stand yang saya datangi membuka pendaftaran di tempat. Caranya tinggal mengambil buku profil yang tersedia dan isi formulir di situ, nanti bagian admission akan menghubungi. "Sebuah strategi pemasaran yang inovatif...!!"Saya teringat saran dari salah satu teman yang telah lebih dulu ke Australia, Nadirsyah Hosen (sekarang Prof.). Katanya, akan sangat menguntungkan kalau kita sudah punya kontak di salah satu universitas di Australia, apalagi jika sudah ada komunikasi dengan profesor di sana. Tentu peluang kita untuk kulaih di sana semakin besar.

Saya merasa ini adalah peluang untuk memulai kontak dengan salah satu universitas di Australia. Lalu sayapun mengisi formulir dan langsung mengembalikannya ke stand universitas tersebut. Menurut petugas, nanti akan dikenakan biaya pendaftaran AUS$100, tapi itu bisa menyusul. Saya memilih yang menyusul aja, kan ngga punya $. Melihat bentuknya aja belum pernah.

Selang beberapa minggu, saya menerima surat dari admission UNSW (University of New South Wales; universitas yang saya maksud). Saya diminta melengkapi persyaratan-persyaratan administrasi, seperti transkrip nilai, nilai TOEFL atau IELTS, dan uang pendaftaran $100, dan beberapa persyaratan lain. Lalu saya mengirimkan syarat-syarat yang diperlukan, kecuali uang pendaftaran, karena saya ngga tahu gimana cara bayarnya, dan juga sayang kalo ngga jadi. Saat itu TOEFL saya sekitar 520an.

Pada saat yang tidak jauh berbeda, saya juga mendaftarkan diri ke program beasiswa AusAID. Info AusAID ini saya peroleh di kampus, lewat surat edaran yang ditempel di papan pengumuman. Dengan semangat 45 saya mendaftar dengan melengkapi persyaratan, seperti formulir, transkrip nilai dan rekomendasi dua orang dosen senior.

Alhamdulillah, saya lulus pada seleksi administrasi, dan berhak mengikuti interview. Tentu saja saya excited dan sekaligus nervous. Beberapa waktu menjelang interview itu, saya juga menerima surat dari UNSW yang bertajuk conditional offer letter. Surat ini menambah kepercayaan diri saya untuk mengikuti interview. Karena kabarnya donor akan senang kalau calon penerima beasiswa sudah punya universitas yang akan menerima. Terkadang ada penerima beasiswa yang belum ada kontak dengan universitas manapun, begitu dapat award ternyata tidak ada universitas yang bisa menerima karena berbagai alasan.

Pada saat interview saya ditanya berbagai hal tentang minat pada bidang studi yang saya pilih, mengapa itu penting, apa yang dapat saya lakukan, dan yang terpenting adalah kontribusi apa yang bisa saya berikan ketika selesai studi nanti. Tentu semua itu saya jawab dengan segenap kemampuan yang saya miliki, sambil tak lupa sesekali memperhatikan "bahasa wajah" interviewers (3 orang). Kita kan bisa lihat reaksi orang yang senang (atau tidak senang) dengan jawaban kita. Jika wajahnya belum senyum, tentu saya akan tambahkan dengan jawaban yang kira-kira akan memuaskan penanya. Di akhir interview, saya ditanya, "is there anything else you would like to say?"
Dalam hati: "Ini pertanyaan yang saya tunggu-tunggu..."
Langsung saya keluarkan surat sakti dari UNSW yang menyatakan bahwa saya diterima dengan melengkapi persyaratan tertentu. Copy surat itu diterima salah seorang interviewer dan langsung disimpan dalam file wawancara saya. Selain seleksi administrasi dan wawancara, ada juga tes IELTS, tetapi bukan bagian dari proses seleksi, melainkan placement test untuk pre-departure training.

Setelah itu, waktu menunggu pun tiba. saat itu saya sudah diterima sebagai staf administrasi di bagian akademik di Fakultas Tarbiyah. Sebagai pegawai baru, tentu saya sibuk dengan rutinitas sehari-hari dengan kewajiban ngantor 6 hari seminggu. Bersyukurnya ada dosen yang mempercayai saya membantu beliau mengajar. Ketika itu saya mengasisteni Prof. Salman Harun yang mengajar mata kuliah Tafsir. Senang sekali bisa jadi staf administrasi tapi juga dapat tugas mengajar, sekaligus bisa belajar dari Prof. Salman Harun.

Di bulan Februari 1998, saya menerima surat dari AusAID. Saat-saat yang paling menegangkan adalah ketika membuka surat tersebut, apakah diterima atau gagal. Menurut pengalaman beberapa teman, kita hanya harus melihat kalimat pertama dari surat itu, apakah berbunyi: " Dear Mr. Zuhdi, I regret to tell you that...." kalimat berikutnya menjadi tidak penting, karena itu berarti kita tidak beruntung, atau berbunyi: "Dear Mr. Zuhdi, congratulations..." kalimat berikutnya menjadi sangat menarik, karena memberikan janji-janji yang akan segera menjadi kenyataan. Alhamdulillah setelah dibuka ternyata surat itu diawali dengan kalimat yang kedua.

"Australia... here I come...!!"

|


Kok bisa kuliah di LN ? (part 1)
Muhammad Zuhdi on Saturday, October 23, 2010 at 6:49am ·


Karena banyak yang bertanya bagimana cara saya pernah mendaptkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri, maka saya akan mencoba menuliskan pengalaman hidup saya soal yang satu ini.

Semenjak lulus Madrasah Aliyah (setingkat SMA) di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi, saya punya keinginan untuk kuliah di luar negeri. Kabarnya lulusan Al-Masthuriyah di masa lalu bisa memperoleh beasiswa di Al-Azhar Kairo, tetapi tradisi itu terputus sehingga sulit untuk memperolehnya kembali. Ada kawan saya, Daden AMS, yang punya niat serupa dan harus mengikuti tes dulu di Departemen Agama.

Ayah saya (alm.) sangat ingin mewujudkan keinginan saya tersebut dan membicarakannya dengan tokoh-tokoh yang beliau kenal, sekaligus minta pendapat. Yang saya ingat beliau pernah mendiskusikan ini dengan Habib Syekh Al-Jufri dan K.H. Sholeh Jailani (alm.). Singkatnya beliau ingin agar ada anaknya yang kuliah di luar negeri. Tetapi K.H.Soleh Jailani menyarankan agar sebaiknya kuliah di Jakarta dulu hingga selesai, baru nanti S2 di luar negeri, krn banyak yg kuliah S1 di LN, tapi ngga selesai, akhirnya tidak memperoleh apa-apa. Walhasil, karena memang belum ketemu jalannya dan ditambah dengan saran dari ustaz, maka keinginan saya kuliah di luar negeri tertunda.

Akhirnya saya kuliah di IAIN Jakarta di Jurusan PAI. Saya menilai prestasi saya selama kuliah biasa-biasa saja, tidak terlalu menonjol tetapi juga tidak memalukan. Di samping itu, saya juga bukan aktivis kampus, sehingga tidak banyak kenal senior-senior yang sudah melanglang buana lebih dulu. Tapi selesai kuliah S1, keinginan untuk kuliah ke luar negeri muncul lagi.

Kesempatan mulai terbuka ketika saya ikut program pembibitan calon dosen. Thanks to Pak Quraish Shihab, saya dan beberapa teman bisa memperoleh keterangan lulus dan bahkan copy ijazah sebelum wisuda, sehingga saya bisa daftar ikut program cados itu. Di situlah saya dipertemukan dengan teman-teman saya yang hebat-hebat dan imajinatif dari seluruh Indonesia. Kami semua (40 orang) punya mimpi yang sama, yaitu kuliah di luar negeri. Tentu di negara yang kualitas pendidikannya lebih baik di banding Indonesia.

Ketika diterima di program cados, saya masuk dalam kelompok Bahasa Arab di bawah asuhan Dr. H. Akrom Malibary. Kelompok ini terdiri dari 20 orang lulusan IAIN se-Indonesia yang ditraining berbahasa Arab untuk dapat mengikuti kuliah di negara-negara berbahasa Arab. Kelompok lain adalah kelompok Bahasa Inggris (juga 20 orang) yang lebih ditekankan untuk kuliah di negara-negara Barat. Namun demikian kelas kami juga diajarkan Bahasa Inggris dan TOEFL, meskipun tidak intensif. Di samping itu, saya dan seorang karib, Muhsin Mahfudz (IAIN Makasar), sering belajar di luar kelas, berlatih mengerjakan soal-soal TOEFL, karena yakin ini adalah salah satu alat untuk mendapatkan tiket sekolah di luar negeri.

Selain belajar, kami juga mengerahkan segala kemampuan untuk mendapatkan informasi mengenai beasiswa di luar negeri. Di cados ini, informasi mengenai beasiswa mengalir dengan cukup kencang. Sayangnya, di kelas Bahasa Arab, informasi beasiswa tidak sederas kelas Bahas Inggris. Sejauh yang saya dan teman-teman terima, informasi studi lanjutan di negara-negara Timur Tengah datang dari Saudi Arabia dan Mesir. Menurut kabar, untuk memperoleh beasiswa studi S2 di Saudi cukup sulit jika yang bersangkutan memperoleh gelar S1 dari Indonesia, entah apa alasannya (saya sendiri tidak mengecek kebenaran kabar ini). Sementara beasiswa ke Mesir ternyata diperuntukkan untuk fakultas-fakultas tertentu, yaitu: Syari'ah, Da'wah, Ushuluddin, dan Adab. Sayangnya (atau mungkin beruntungnya?) tak ada peluang buat lulusan Tarbiyah seperti saya. Ketika beberapa orang teman dari fakultas-fakultas di atas berangkat ke Al-Azhar, saya pun masih harus bersabar untuk mencari (catat: sabar mencari bukan sabar menunggu) kesempatan lain.

Setiap pengumuman mengenai beasiswa tak luput dari perhatian, bahkan mendatangi berbagai pameran pendidikan manca negara pun saya lakoni. Walaupun kadang ada rasa minder, karena biasanya pameran pendidikan diadakan di hotel-hotel berbintang atau tempat-tempat eksklusif di Jakarta, saya nekat aja. Cari informasi sebanyak-banyaknya, sambil mengumpulkan brosur dan tanya-tanya jikalau ada peluang mendapatkan beasiswa. Entah berapa program beasiswa yang saya isi dan kirimkan formulirnya.

Di samping itu, persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan pun pelan-pelan saya lengkapi. Sebut saja Tes TOEFL di LIA, menterjemahkan ijazah dan transkrip ke dalam Bahasa Ingris, dan membuat proposal tesis sederhana, hingga mendatangi Doktor lulusan luar negeri dan guru besar yang saya kenal untuk minta rekomendasi. Hal lain yang juga saya lakukan adalah sering berkunjung ke British Council Library di Senayan, sekedar untuk membiasakan membaca buku-buku berbahasa Ingris yang up-to-date.

To be continued...

|


February 05, 2012

Lomba Renang di Al Fath Festival di Al Fath BSD


Hari ini Izza ikut lomba renang dalam rangka ulang tahun Al Fath ke 11 di Al Fath BSD. Jam 8 udah harus ngumpul di lokasi. Pagi pagi nya dia keliatan gak fit banget, sepertinya batuk berdahak. Memang minggu lalu dia juga panas, padahal minggu lalu ada try out kolam renang. Yah udah lah gak ikut, masak demam mau nyebur juga. Tapi kalau ditanya, udah ya kaka gak usah ikut dulu, kan kakak sakit. Hem .. mana mau dia .. sama kejadiannya kayak minggu lalu waktu dia ikut lomba bahasa inggris 3G di sekolah, biar demam, tapi gak mau gak masuk. Jadi aku mengawal .. sambil bawa obat penurun panas.

Berhubung jam 8 sudah harus sampai di lokasi, jadi grup pengantar dipecah dua. Kakak dan papa berangkat duluan. Hal ini untuk memberi kesempatan Raisa yang belum sarapan. Setelah itu, baru deh kita nyusul by Ojek. Wah untung lah kita naik ojek, tadinya kan papa mau mondar mandir. Ternyata jalanan sudah macet dari pamulang 2 samapi ciater. Apalagi kalau bukan gara gara jalan rusak di ciater. Setelah itu lumayan lancar. Naik ojek jarak jauh begini Alhamdulillah Raisa gak rewel. Dia enjoy liat pemandangan. Bahkan ada kejadian waktu kita lewat Nusa Loka, pas ada kereta api lewat, jadi kita bisa liat sampai tuh kereta ada diatas jembatan dan kita ada dibawahnya ...

Alhamdulillah sesampainya disana, kakak Izza belum dapat giliran. emang lama banget. Karena kan yang mulai cowok dulu kelompok umur 7-8 gaya bebas, terus KU 7-8 cewek, terus cowok KU 9 - 10 baru deh kakak KU 9 - 10 cewek. Terus masih nunggu lagi untuk gaya dada. Alahamdulillah sih semua itu bisa beres sebelum jam 12, soalnya kalo yang ikut gaya punggung mesti nunggu sampe sesudah jam 1 siang

Kalo ngebandingin dengan suasana lomba tahun lalu, yang kali ini peserta dari sekolah lain lebih bervariasi. Rata rata memang kiriman dari sekolah lain itu yang emang udah jagonya, karena kan untuk ikut lomba ini harus bayar kalo peserta dari sekolah lain. Kalo anak Al Fath di audisi sama Mr Henri, siapa yang masuk kecepatan minimal boleh ikut tanding tanpa harus bayar. Makanya banyak peserta dari Al Fath .. ya iyalah ..

Yang paling berat buat kakak Izza tuh waktu start lompat. Kalo di kolam renang Al Fath Cirendeu belum ada tempat lompatnya, makanya gak pernah latihan lompat. Padahal waktu try out dia gak dateng. Dan soal teknik nya dia gak terlalu tau juga, pokoknya ya lompat, kadang dia bilang dadanya sakit. Soal hasil, untuk tahun ini kakak posisi nya untuk gaya dada KU 9 - 10 25 meter putri adalah 26/56 kalau gaya dada 20/40. Not bad tengah tengah. Kalau tahun lalu memang dia secara posisi lebih bagus, yaitu 14, tapi kalau dari kecepatan bagus yang sekarang. Apalagi dulu masih pake istirahat di tengah lomba, nafas dulu, baru lanjut lagi, kalo sekarang langsung 25 meter tanpa jeda, tapi keliatan menjelang garis finish dia berkurang kecepatannya .. So far dikeluarga kita dialah pememang kalo soal renang, karena yang laen belum beres berenangnya .. bravo kakak proud of you

|


About Us


We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang


Daisypath Anniversary tickers
Lilypie Kids birthday Ticker
Lilypie Kids Birthday tickers







OUR TRIPS

Mont Royal Park (all year!)
Niagara Falls (Dec02)
Mont St-Gregoire, Sugar Sack (May03)
Montmorency Falls (June04)
Quebec City (June04)
Ottawa (July04)
Mont Saint Hilaire, Apple Pick (Sep04)
Mont Tremblant (Oct04)
Chicago (Oct04)
Tulip Festival, Ottawa (May05)
Upper Canada Village, Ontario (May05)
Singapore (May - June 2005)
New York (May 2005)
New York City (Aug 06)
Sukabumi (Apr 07)
Ciwidey, Kawah Putih, Situ Patengan, Skbumi (Oct 07)
Papua (March '09)
Seoul. Korea (Aug '09)
Lembang - Bandung (Des '09)


Montreal City Events

Old Montreal - Old Port
Saint Joseph's Oratory
Carrefour Laval
Fete des Neiges (Feb)
Montreal Highlight Festival (Feb)
Butterflies Go Free (March-Apr)
St Patrick Parade (mid March)
Musemum Day (June 1)
Saint Laurent Street Festival (Summer)
Grand Prix F1, Fire Works, Montreal Jazz Festival, Canada Day Parade, International Film Festival (June-July)
La Ferme Angringnon (Summer)
La Fete des Enfants (Aug)
Le Defile du Pere Noel (Nov)
Boxing Day (Dec 26)


Jabodetabek's Interesting Places

Mesjid Kubah Emas - Depok (Mar 07)
The Jungle - Bogor (Dec '07)
Taman Bunga Nusantara- Puncak (Jun '09)
SKI Katulampa - Bogor (sept '09)
Snow Bay - TMII (Jan '10)
Taman Kota 1 & Ocean park at BSD (March '10)
Dunia Fantasi - Ancol (Apr '10)
Sea World, Gelanggang Samudra, Gondola - Ancol (Feb '10)
Fountain Show at Grand Indonesia & TamanMenteng (May '10)


Archives

March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
February 2008
April 2008
July 2008
August 2008
September 2008
October 2008
November 2008
December 2008
January 2009
February 2009
March 2009
April 2009
May 2009
June 2009
July 2009
August 2009
September 2009
October 2009
November 2009
December 2009
January 2010
February 2010
March 2010
April 2010
May 2010
June 2010
July 2010
September 2010
November 2010
December 2010
January 2011
February 2011
May 2011
June 2011
July 2011
August 2011
September 2011
October 2011
January 2012
February 2012
April 2012
July 2012
October 2012
November 2012
December 2012
January 2013
May 2013
August 2013
October 2013
December 2013
February 2014
March 2014
April 2014
May 2014
June 2014
July 2014
August 2014
September 2014
October 2014
November 2014
December 2014
January 2015
July 2018

Credits

Image hosted by Photobucket.com

Image Hosting

Image hosted by Photobucket.com


Maystar

BlogFam Community