Menerima kenyataan bahwa memiliki penyakit berat dan bahkan merupakan penyebab kematian nomer satu untuk wanita tentu bukan keinginan siapa pun. Rasanya seperti mimpi. Ketika bangun pagi kerjaannya meraba benjolan, berharap dia menghilang... Terkadang ada waktu sedemikian tegar, tapi ada juga titik titik terlemah yang menimbulkan rasa khawatir. Melihat anak anak yang masih kecil rasanya mau nangis. Mengambil keputusan untuk tidak mengikuti medis, juga worry nya ampiuuun deh, takut banget sebetulnya .. Termasuk memikirkan andaikata mengambil tindakan medis, cukup gak ya kita uangnya... kuat gak ya menahan rasa sakitnya ...Bahkan mungkin ada pikiran pikiran ajaib, misalkan karena secara fisik masih sehat dan biasa wira wiri, tiba tiba di kepala sudah ada rencana rencana ke depan .. yang disatu sisi memberi semangat tapi disatu sisi, khawatir aku berpengharapan tidak realistis.
Tapi ya untunglah hal itu masih bisa dikendalikan. Bahkan banyak yang bilang, keluarkan saja semua kekhawatiran, emosi dan lain lain, ini adalah masa yang normal ... penerimaan kenyataan memerlukan waktu... sampai nanti akhirnya terbangun sesuatu berdasarkan pribadi orang tersebut, akan bangkit atau terpuruk. Suatu hal yang menguatkan adalah tentu rasa syukur yang besar. Walaupun aku sakit berat, tapi kondisi ku masih bagus, aku masih bisa nyupir, dan beraktivitas normal, walaupun akhirnya ngajar juga di drop, di ganti sama teman lain. Bersyukur juga mz sangat support, apalagi memiliki anak anak manis dan luar biasa. Lokasi kita yang di dekat Jakarta juga memudahkan kita mencari pengobatan, bahkan Prof War pun ada di modern land dan aku masih sanggup nyupir ke sana, mengenai biaya pengobatan juga kami ada askes yang alhamdulillah mengcover operasi kanker termasuk kemoterapi nya, dan juga ada tabungan untuk membiayai pernak pernik pengobatan sperti biaya transport, biaya pemeriksaan kesehatan, pembelian supplemen dll dsb.
Jadi setelah memetakan permasalahannya, aku lebih tenang. Initinya adalah di aku, aku harus pompa semangat, menjaga mood, pikiran, harus optimis dan yakin, urusan umur itu bukan wewenang ku. Jadi gak usah dipusingkan.. Apapun yang terjadi aku ingin suasana rumah tetap ceria... anak anak juga pasti akan belajar .. mamanya sakit dantidak cengeng. Memang terkadang ada hal yang menyedihkan dari oknum oknum orang yang kadang memberikan pernyataan sangat tidak tepat atau memberikan reaksi muka tidak tepat setelah tau aku punya penyakit kanker. Daripada pusing, aku pikir, mereka lah yang kasihan sebetulnya. Jadi aku mengambil keputusan untuk tidak terlalu memberi tahu ke orang lain kalau keliatan orang itu tidak supportive atau misalnya hobby ngomong pedes... Tapi untuk teman dekat atau yang aku lihat memiliki kemungkinan men-support, aku akan ceritakan. Maksud ku, lebih ke penyebaran informasi, supaya mereka melakukan deteksi dini, pencegahan dan jangan ragu ke dokter untuk melakukan pemeriksaan, karena semakin dini, semakin bisa dikendalikan. Aku juga sudah sampai dalan kesimpulan bahwa orang yang diberi penyakit berat adalah orang terpilih, orang yang diingatkan Tuhan, bahwa hidup tidak selamanya di dunia. Mereka di beri kesempatan untuk merenung, introspeksi, dan berdialog intens dengan Tuhannya. Kalau dibiarkan tanpa penyakit, mereka bisa kebablasan, merasa terlalu percaya diri, sombong, tidak memperhatikan lingkungan sekitar, berhati dingin, menempatkan Tuhan di urutan kesekian, melakukan ibadah tanpa rasa, tanpa makna. Justru dengan penyakit ini keyakinan penuh bahwa hanya Allah lah tempat bersandar, hanya kepada Allah lah tempat kita memohon pertolongan. Penyakit ini adalah undangan dari Tuhan untuk kembali memiliki hati. Jadi... setelah lama berpikir, justru rasa yang timbul adalah rasa syukur. Ya Allah tolong sembuhkanlah aku, dan berilah aku dan orang orang terdekatku pelajaran dari semua ini. Amin YRA
Yang akhirnya aku banyak lakukan karena memiliki banyak waktu adalah mencari sebanyak banyak nya info di internet. Dan favorit ku selain tentang penyakit itu sendiri adalah mencari blog pasien yang berjuang melawan penyakit ini, bertahun tahun. Karena membaca blognya saja tanpa berkenalan langsung, ada sisi positif nya, yaitu yang tersirat dari tulisan itu hanya satu ketegaran demi ketegaran pasien, karena mereka cenderung tidak menuliskan ketika rasa sakit mendera bertubi-tubi. Dan memang rasanya sulit untuk berkenalan langsung. Karena mereka sudah almarhum... tapi semoga mereka tahu dan mendapat pahala karena nya.. bahwa blog mereka sangatlah berguna. Blog yang aku suka baca diantaranya
Blog Bu Danti http://kankerpayudara.wordpress.com/ Blog nya
Mbak T Sima Gunawan http://ayomari.blogspot.com/ . Atau beberapa web tentang kanker seperti dari
kanker club cisc http://cancerclubcisc.wordpress.com/pengalamanku-dengan-kanker/ yang bisa berdiskusi dengan dokter yang menjadi konsultan disana dan pasien lain. Atau share info, perkembangan penyakit, dan lain lain di BBM Group dari Edwar. Sekali kali aku ikut seminar juga, tapi belum terlalu aktif seperti sampai sekarang aku belum pernah datang ke seminar yang diselenggarakan CISC, mungkin juga karena saat ini aku masih pake pilihan non medis, sementara kalo seminar, pasti disarankan ke medis... Tapi aku sama sekali gak against medis. Aku hanya memiliki deadline kapan harus kembali ke medis.. Yang penting dari semua pilihan adalah penyembuhan dengan resiko yang paling minimal.