Berkah atau Musibah ? Semua tergantung dari cara memandangnya ....
Bermula dari sebuah benjolan yang gak mengganggu, yang kadang tidak teraba, sampai suatu hari mulai sadar, sepertinya makin besar. Tapi karena banyak kenalan yang punya problem sama, dan mereka tidak kenapa napa, jadi aku gak terlalu memusingkan, walaupun dalam hati sudah mulai worry .. ya kalo gak kenapa napa . kalo napa napa.. Apalagi masih jumpalitan kerja jadi bener bener gak sempat untuk sekedar memeriksakan diri.
Yang pasti, sudah diatur Allah akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kerjaan karena situasi yang semakin tidak kondusif di kerjaan bukan karena benjolan ini. Tapi bukan langsung memeriksakan diri, aku sibuk mengawasi renov rumah walaupun bukan skala besar dan mengawal adaptasi raisa disekolah yang baru. Kemudian ketemu dengan puasa dan libur lebaran. Dan aku belum juga sempat memeriksakan diri.
Sampai akhirnya setelah mbak balik dari kampung, aku mulai bisa bergerak. Diawali dengan anter izza ke dokter mata, akhirnya aku masuk juga ke dokter umum. Langsung oleh dokter umum diberi pengantar ke radiologi, mammografi. ( 3 Sept 2012) Untunglah hari itu lagi nurut dan gak menunda .. mungkin feeling feeling not so good sudah ada. Nah malamnya setelah mendapatkan hasil mammo, mulai ada keyakinan, there is something not right ... tapi masuh ngeles juga, kan ini masih gambar, kalo mammo kan motret ada benjolan ato tidak, nah kalo teraba aja ada, yah di foto pasti ada ... tinggal sekarang ini apaaa.... Apalagi setahun yang lalu aku juga mammo dan hasilnya bersih. Baca :
General Check Up
Terus, sempet ke dr info medik, nanya nanya clue, tapi dr info mediknya mungkin membesarkan hati aja, ya ini ada jaringan abnormal bu, tapi belum tau apa. apa aku perlu ke onkologi. Kata dia gak perlu, ke dokter bedah umum aja dulu, kalo ke onkologi nanti ibu over treatment... bismillah semoga gak ada apa apa bu .. begitu katanya .. amin
Berhubung lokasi benjolan itu berada di area sensitif, tentu tidak sembarang juga mau pilih dokter. Tadinya mau ke dr georgina, setelah di tunggu tunggu ternyata dia lagi sekolah dan gak bisa dihubungi untuk bikin janji. Kemudian temen merekomendasikan ke RS Pertamina, ternyata dokternya masih cuti lebaran, dan dodolnya aku sabar menanti. Sampe suatu saat setelah satu hari sebelumnya sudah bikin janji, eh ternyata dokternya tetap belum ada, padahal mz udah sampe bolos kerja. Akhirnya aku meluncur sendiri ke dr Maury ... (21 Sept 2012)
Disanalah dia menerangkan dengan cukup gamblang bahwa dari tampilan di mammo ini bukan sekedar menunjukkan FAM ato tumor jinak, tapi kemungkinan sudah ke tumor ganas atau kanker. Entah dapat sisa kekuatan dari mana, mungkin alam bawah sadar sudah cukup menduga kemungkinan terburuk, aku justru pegang pulpen dan kertas untuk mencatat keterangan dokter. Soalnya sebagian besar kekuatan juga udah melemaskan dengkul dan jantung ku. Sambil rada terbata bata gitu aku terus tanya tanya dan nyatet. Tapi dr Maury bagus menerangkan. Termasuk dia bilang ke suster, ini contoh foto mammo yang bagus.... bisa buat belajar, keliatan jelas nih penyebarannya .... oh my God, tega banget sih dok bilang foto mammo aku bagus dalam tanda kutip. Segera mngikuti sarannya untuk foto thorax dan lab. Aku juga sempat tanya dokter siapa yang di rekomendasikan. dia menyebut dr Sonar di RSPI.
Masih sendiri aku kayak baru mulai tersadar waktu mau ambil darah dan disitu tertulis "suspek tumor ganas" di formulir nya .. astaga si dokter nulis nya vulgar bener .... mulai deh agak nangis dikit mencoba meyakinkan bahwa ini nyata. Terus sms ke mz mengenai petir yang baru menggelegar di kuping ku di ruangan dokter itu
Mz mulai heboh setelah sholat Jumat itu, mungkin karena khawatir dia mau jemput aku. Tapi gak tau kenapa, aku udah bisa menenangkan diri, bahkan aku masih bisa lanjut ke ITC BSD untuk pesan lemari baju Izza. Entahlah ... mungkin sebagian dari diriku sebetulnya sudah tahu ini kanker, hanya secara medis aja belum resmi. Apalagi beberapa hari sebelumnya aku sempat nengok mbak Yoyoh, dan aku kagum dengan kekuatan hati dan fisiknya. Juga dukungan keluarga dan temannya. Aku juga punya keyakinan, penyakit kanker jaman sekarang bukan vonis mati, tapi memang harus menjalani operasi dan kemoterapi, yang dengar dengar cukup menyakitkan. Tapi bisa sembuh, dan aku bisa .. apalagi aku yakin keluarga juga ada di balik kekuatanku.
Tapi mungkin aja sebenarnya yang terjadi adalah aku belum sadar penuh, jadi kadang pas sadar baru sedih dan nangis, tapi ada juga sebagian diriku ngomong, gak usah lama lama, langsung bergerak. Mungkin karena sudah baca Notes di FB nya mbak Yoyoh. Seolah sudah ada yang mengarahkan, aku tadinya hanya sekedar iseng menyapa Katty mantan bos yang menulis di wal mbak Yoyoh, minta doa apa, aku lagi umroh, Terus aku tanya, kok mbak yoyoh doang yang ditanyain. Disitu aku baru tau kalo mbak yoyoh sakit, Dan aku baca notes yag begitu menyentuh dan seolah menghayati kata kata dalam tulisannya, Jadi ketika dokter menyatakan kemungikinan kanker, aku gak lagi sempat ngomong why me ..why not others ... tapi aku berulang kali ingat atas tulisannya mbak yoyoh, bahwa diberi penyakit ini adalah suatu kemewahan, tidak seperti korban pesawat sukhoi yang tidak tahu kapan saat terakhirnya ... dengan hadiah penyakit ini adalah kesempatan .. kesempatan untuk sadar dan memperbaiki diri, sekalipun sama sekali tidak berarti untuk mengabaikan perjuangan untuk memperoleh kesehatan, larena kalo ngomong soal kanker ini ibarat beradu cepat dengan teknologi dan waktu...
Segera aku menghubungi mbak Endang, dan teman teman yang dokter untuk ditanyai pendapat dan saran, juga mengingat ingat, ada gak teman yang juga pernah menderita kanker. Dengan cepat informasi di dapat dan segera bergerak. Dr Sonar masih waiting list smp akhir oktober.. Akhirnya di rekomendasikan ke RSCM untuk bertemu dengan seorang dokter spessialis Onkologi pada Senin 24 Sept 2012. Awalnya masih ngobrol-ngobrol smp mz seperti biasa, sampe di panggil masuk ke ruangan dokter, kayaknya aku seperti dapat firasat gak enak lagi, jadi takut masuk.
Dan bener aja setelah diperiksa dokter itu, dia mengatakan aku kena kanker, dan harus diangkat semua dan harus di kemo 6 paket. Aku kaget juga .. that fast ... mungkin dalam diriku masih mau nawar, bukan kan pemeriksaan ku baru sebatas mammo, sudah segini yakin nya kah ini dokter untuk memangkas payudara ku. Gak ada pemeriksaan lain dulu untuk memastikan bahwa ini betul betul kanker... ya gini gini aku pernah beberapa bulan kerja di RS, jadi logika nya masih agak jalan, pasti akan ada lagi deh pemeriksaannya, walaupun aku baru aja tau kena kanker dalam dua hari ... dokter itu menenangkan bahwa gak usah khawatir, nanti kalau sudah setahun akan dibuatkan payudara baru, dia melihatkan contoh contoh payudara yang timbul sendiri paska operasi dan juga payudara hasil renovasi.
Tapi buat aku dan mz dia berbicara terlalu jauh kedepan dan agak kurang membicarakan hal hal yang perlu diketahui saat saat menghadapi operasi atau kemo. Bahkan ketika aku tanya tentang kemo, keliatan ada adu argumen dengan susternya, seolah olah dia bilang, kalo kemo disini suka kacau, nyampur obatnya, susternya keliatan gak setuju, secara dia cari makan dari RSCM, tapi dokternya juga kayak yang malah kurang peka sama kita yang baru kena bledek arguing masalah kayak gini di depan mata. Dia juga kasih pilihan lain kalo mau operasi di RS Islam Cempaka Putih. Hemmm... Atau apa saking jagonya ya dia sampe seyakin ini, Karena kan kadang ada dokter A yang sangat berpengalaman mungkin kesimpulannya sama dengan dokter B, tapi dokter B mengedepankan juga pemeriksaan lainnya. Walo ujung ujungnya mastektomi dan kemo juga ... Nah waktu keluar dari ruangan itu dia baru meminta untuk melakukan USG mammae dan USG Abdomen serta periksa darah, dan menemui dokter penyakit dalam. Nah kan baru ada pemeriksaan lagi .. kok dia udah bisa memutuskan ya. Selain itu dikter tersebut sudah memberi surat pengantar operasi.
Setelah menjalani semua lab dan USG dan dinyatakan bahwa hasil lan darah normal, USG abdomen bersih, kalau USG mamame kiri ya emang ada dengan ukuran 3,5 cm dan di axila kiri ada sebesar 1,4 cm, tapi justru ada yang mengejutkan lagi, bahwa di sebelah kanan juga ada benjolan 0,5 cm, namun saat itu msdih belum dipastikan itu apa, kemungkinan tumor jinak/kidsta karena batas nya tegas. .. Kita lanjut ke RS Islam Cepmaka Putih untuk tahu biaya operasi dan biaya kemo disana... Sembari aku juga tetap BBM an dengan teman teman yang punya pengalaman dengan kanker.
Kisah perburuan kita akan dokter dokter onkologi berlanjut. Aku sudah dapat nomer untuk ketemu DR. dr Noerwati, dokter penyakit dalam yang lebih spesifik lagi ahli di onkologi/kemoterapi, walaupun statusnya masih waiting list. Info dokter ini aku dapat dari mbak Endang yang kebetulan temen kantornya kena kanker serviks. Alhamdulillah aku juga sudah dapat nomer antrean dengan dr Sonar dari Suko, temen SD ku yang memang dokter. Dia tau dr. Sonar praktek juga di suatu RS dimana dia tidak ada dalam list dokter tapi dia praktek hanya dengan perjanjian, walaupun masih minggu depannya tapi satu bulan lebih cepat dari waiting list di RSPI. Suko wanti wanti jangan operasi dulu kalau belum ketemu dr Sonar, he is one of the best, gitu katanya.. Selain itu aku juga intensif bbm an dengan PA temen SMA yang sudah pernah kena kanker dan dikemo beberapa tahun lalu dan sekarang ada yang tumbuh lagi. Aku juga sudah mulai membuka info ini ke keluarga besar dengan tujuan, supaya lebih hati hati dengan benjolan yang tidak mengannggu. Tante Rati bahkan sudah mengirimkan paket paket daun sirsak segala macam rupa. Thanks for the sincere attention .. itu semua suntikan semangat yang luar biasa.
Hari Selasa tgl 25 Sept 2012 setelah booking dr Noorwati dengan status waiting list, akhirnya kita berhasil ketemu dengan dr Noorwati walaupun hari sudah malam sekali. Orangnya sudah tua, tapi ramahhhh sekali. Malah minta maaf karena sudah membuat kita menunggu. Kata katanya menenangkan, walaupun secara isi sih sama, bahwa kemungkinan besar ini cancer. Sikap seperti dr Noorwati ini adalah suatu hal yang seharusnya perlu dipelajari oleh semua dokter terutama menyangkut penyakit penyakit yang parah. Padahal kalau mau dipikir, pasti dia juga lelah, pagi sudahkerja di Dharmais dan malam begini masih di RSPI. Dr Noorwati menyarankan kita ke RS Dharmais esok hari untuk ketemu dia disana, karena kita pasien ASKES yang memungkinkan untuk mendapatkan fasilitas ASKES disana.
Besok paginya (26 September) kita sudah ke Dharmais. Setelah bikin kartu pasien baru, terus ternyata dr Noorwati nya baru praktek untuk pasien umum jam 13.30. Kalo pagi dia pegang pasien karpet merah alias eksekutif/VIP. Lama banget nunggu .. Ini sebetulnya pertama kali aku ke Dharmais, bukan sebagai pengunjung tapi sebagai pasien. Melihat sekeliling tentu saja banyak pasien penderita kanker. Sambil mengamati, ada juga terselip rasa syukur, bahwa sekalipun disentil Tuhan dengan penyakit ini, tapi aku diberi kemudahan untuk mencari dokter, menuju rumah sakit dan lain lain. Bahkan, bayangan kemo yang menakutkan menjadi agak aneh ketika memperhatikan beberapa orang bersyukur sudah mendapatkan jadwal kemo. Ini tentu saja pasien Gaskin atau Askes yang tidak bisa menentukan sendiri kapan mau dikemo karena panjangnya daftar antrian. Sungguh aku mendapatkan cara pandang yang berbeda..
Setelah akhirnya dipanggil, dr. Noorwati lagi lagi minta maaf sudah membuat kita menunggu sekian lama menunggu. Tanpa banyak tanya dia bilang aku masih ingat data yang kemarin (luar biasa...) dan dia mencatat di medical record ku. Kemudian dia membuat permintaan biopsi CITO dan bone scan. Sekejab banget .. tapi dia juga bilang, bahwa uang yang sudah saya bayarkan akan di refund, karena tadi malam saya sudah bayar ... alamak.. baik banget dokter satu ini. Pastinya dia sangat faham bahwa pasien pasien kanker sudah barang tentu mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengejar penyembuhan, baik untuk pengobatan, transport dan makan.
Setelah itu kita langsung daftar biopsi dan langsung dapat tgl 27 september 2012, sementara bone scan nya gak dapat langsung tapi dapat tgl 3 Oktober 2012, karena waiting list yang panjang. Ketika lagi daftar bone scan untuk mendapatkan waktu yang tercepat, ada miris miris juga dengernya, oh ya ibi bisa nih tanggal 3, soalnya dulu ada yang daftar tapi pasien nya sudah positif ... positif ... aku baru tau arti term positif itu waktu kerja di RS yaitu artinya sudah lewat atau meninggal ... duh .. semua ini serius ya ... kadang aku masih merasa kayak mimpi..
Besoknya tanggal 27 September kita lagi lagi sudah masuk ke parkiran RS Dharmais. Tapi selama perjalanan aku sibu BBM an sama PA, dia sebetulnya bingung mau ngasih tau ke aku atau tidak, karena sepertinya aku sangat yakin dengan tindakan medis... ya.. untuk saat ini,aku gak punya pilihan lain. Setelah tanya ini itu, kok aku berminat, dan mz berminat. Sampai di parkiran, mz langsung browsing tentang Prof Warsito yang memiliki alat scan cukup canggih dan rompi listrik yang bisa menggempur kanker. Mempertimbangkan Prof Warsito adalah akademisi juga yaitu dosen Fisika di UI dan lulusan dari Universitas di Jepang, ... rasanya alat ini cukup logis.. dan layak untuk dicoba. Dan memang disarankan dilakukan sebelum di biopsi .. haduh.. padahal kita hanya kurang dari 15 menit untuk jadwal biopsi. PA menyarankan untuk di reschedule aja .. at least aku coba pelajari langsung alat itu, kalau gak cocok kan masih bisa ikut biospi di tanggal berikutnya. Akhirnya mz turun ke dharmais dan menjadwal ulang biopsi ini, sementara aku menemui Uyung untuk menerima paket propolis..
|