Z u h d i ~ f a m i l y
|
|
|
October 15, 2012
Ikhlas, Tawakal, Sabar, Syukur ... kata sederhana yang sulit dalam prakteknya
Menerima kenyataan bahwa memiliki penyakit berat dan bahkan merupakan penyebab kematian nomer satu untuk wanita tentu bukan keinginan siapa pun. Rasanya seperti mimpi. Ketika bangun pagi kerjaannya meraba benjolan, berharap dia menghilang... Terkadang ada waktu sedemikian tegar, tapi ada juga titik titik terlemah yang menimbulkan rasa khawatir. Melihat anak anak yang masih kecil rasanya mau nangis. Mengambil keputusan untuk tidak mengikuti medis, juga worry nya ampiuuun deh, takut banget sebetulnya .. Termasuk memikirkan andaikata mengambil tindakan medis, cukup gak ya kita uangnya... kuat gak ya menahan rasa sakitnya ...Bahkan mungkin ada pikiran pikiran ajaib, misalkan karena secara fisik masih sehat dan biasa wira wiri, tiba tiba di kepala sudah ada rencana rencana ke depan .. yang disatu sisi memberi semangat tapi disatu sisi, khawatir aku berpengharapan tidak realistis.
Tapi ya untunglah hal itu masih bisa dikendalikan. Bahkan banyak yang bilang, keluarkan saja semua kekhawatiran, emosi dan lain lain, ini adalah masa yang normal ... penerimaan kenyataan memerlukan waktu... sampai nanti akhirnya terbangun sesuatu berdasarkan pribadi orang tersebut, akan bangkit atau terpuruk. Suatu hal yang menguatkan adalah tentu rasa syukur yang besar. Walaupun aku sakit berat, tapi kondisi ku masih bagus, aku masih bisa nyupir, dan beraktivitas normal, walaupun akhirnya ngajar juga di drop, di ganti sama teman lain. Bersyukur juga mz sangat support, apalagi memiliki anak anak manis dan luar biasa. Lokasi kita yang di dekat Jakarta juga memudahkan kita mencari pengobatan, bahkan Prof War pun ada di modern land dan aku masih sanggup nyupir ke sana, mengenai biaya pengobatan juga kami ada askes yang alhamdulillah mengcover operasi kanker termasuk kemoterapi nya, dan juga ada tabungan untuk membiayai pernak pernik pengobatan sperti biaya transport, biaya pemeriksaan kesehatan, pembelian supplemen dll dsb.
Jadi setelah memetakan permasalahannya, aku lebih tenang. Initinya adalah di aku, aku harus pompa semangat, menjaga mood, pikiran, harus optimis dan yakin, urusan umur itu bukan wewenang ku. Jadi gak usah dipusingkan.. Apapun yang terjadi aku ingin suasana rumah tetap ceria... anak anak juga pasti akan belajar .. mamanya sakit dantidak cengeng. Memang terkadang ada hal yang menyedihkan dari oknum oknum orang yang kadang memberikan pernyataan sangat tidak tepat atau memberikan reaksi muka tidak tepat setelah tau aku punya penyakit kanker. Daripada pusing, aku pikir, mereka lah yang kasihan sebetulnya. Jadi aku mengambil keputusan untuk tidak terlalu memberi tahu ke orang lain kalau keliatan orang itu tidak supportive atau misalnya hobby ngomong pedes... Tapi untuk teman dekat atau yang aku lihat memiliki kemungkinan men-support, aku akan ceritakan. Maksud ku, lebih ke penyebaran informasi, supaya mereka melakukan deteksi dini, pencegahan dan jangan ragu ke dokter untuk melakukan pemeriksaan, karena semakin dini, semakin bisa dikendalikan. Aku juga sudah sampai dalan kesimpulan bahwa orang yang diberi penyakit berat adalah orang terpilih, orang yang diingatkan Tuhan, bahwa hidup tidak selamanya di dunia. Mereka di beri kesempatan untuk merenung, introspeksi, dan berdialog intens dengan Tuhannya. Kalau dibiarkan tanpa penyakit, mereka bisa kebablasan, merasa terlalu percaya diri, sombong, tidak memperhatikan lingkungan sekitar, berhati dingin, menempatkan Tuhan di urutan kesekian, melakukan ibadah tanpa rasa, tanpa makna. Justru dengan penyakit ini keyakinan penuh bahwa hanya Allah lah tempat bersandar, hanya kepada Allah lah tempat kita memohon pertolongan. Penyakit ini adalah undangan dari Tuhan untuk kembali memiliki hati. Jadi... setelah lama berpikir, justru rasa yang timbul adalah rasa syukur. Ya Allah tolong sembuhkanlah aku, dan berilah aku dan orang orang terdekatku pelajaran dari semua ini. Amin YRA
Yang akhirnya aku banyak lakukan karena memiliki banyak waktu adalah mencari sebanyak banyak nya info di internet. Dan favorit ku selain tentang penyakit itu sendiri adalah mencari blog pasien yang berjuang melawan penyakit ini, bertahun tahun. Karena membaca blognya saja tanpa berkenalan langsung, ada sisi positif nya, yaitu yang tersirat dari tulisan itu hanya satu ketegaran demi ketegaran pasien, karena mereka cenderung tidak menuliskan ketika rasa sakit mendera bertubi-tubi. Dan memang rasanya sulit untuk berkenalan langsung. Karena mereka sudah almarhum... tapi semoga mereka tahu dan mendapat pahala karena nya.. bahwa blog mereka sangatlah berguna. Blog yang aku suka baca diantaranya Blog Bu Danti http://kankerpayudara.wordpress.com/ Blog nya Mbak T Sima Gunawan http://ayomari.blogspot.com/ . Atau beberapa web tentang kanker seperti dari kanker club cisc http://cancerclubcisc.wordpress.com/pengalamanku-dengan-kanker/ yang bisa berdiskusi dengan dokter yang menjadi konsultan disana dan pasien lain. Atau share info, perkembangan penyakit, dan lain lain di BBM Group dari Edwar. Sekali kali aku ikut seminar juga, tapi belum terlalu aktif seperti sampai sekarang aku belum pernah datang ke seminar yang diselenggarakan CISC, mungkin juga karena saat ini aku masih pake pilihan non medis, sementara kalo seminar, pasti disarankan ke medis... Tapi aku sama sekali gak against medis. Aku hanya memiliki deadline kapan harus kembali ke medis.. Yang penting dari semua pilihan adalah penyembuhan dengan resiko yang paling minimal.
|
October 08, 2012
Ya Allah bimbinglah kami ke pengobatan yang tepat .. Amin
Sungguh adalah suatu penyelamatan yang benar benar tepat waktu. Karena setelah dipelajari lebih lanjut, biopsi itu suatu tindakan yang tidak boleh berdiri sendiri. Artinya, seorang dokter akan menyarankan pasien yang diduga terkana kanker untuk di biopsi, untuk menentukan apakah ini betul kanker, apakah jenis kanker nya, sifatnya dan penyebabnya, dan metode pengobatannya. Setelah itu harus satu paket dengan tindakan apakah mau dikemo dulu, atau di operasi dulu, Seorang yang sudah di biopsi dan positif ca jangan pikir pikir dulu, udah gak boleh, karena ca yang sudah diusik, akan marah dan bisa mengganas dan lebih besar. Ini juga dikuatkan beberapa teman sesama pasien yang mengalaminya. Bukan berarti aku gak setuju dengan biopsi, tapi buat orang orang yang masih belum yakin mau di operasi atau dikemo, atau butuh waktu untuk berpikir ... sebaiknya jangan di biopsi dulu. mungkin tindakan usg mamae juga lebih aman karena less radiation. Tapi ya memang biopsi adalah cara yang paling tepat untuk menentukan apa ini ca atau tidak. Tapi sejalan dengan waktu, kita mempelajari ada beberapa cara untuk menentukan ini ca atau bukan tanpa biopsi... tapi umumnya metdoe biopsi adalah yang paling lazim.
Dari parkiran dharmais kita balik lagi menuju tol kebun jeruk-merak untuk menuju ke Modern Land, ke tempatnya Pak Warsito atau Edwar Technology. Sebagaimana memasuki tempat yang baru, tentu agak agak bingung dulu, tapi kemudian kita sudah terdaftar dan mengisi berbagai macam formulir, sambil mengamati gambar gambar canggih yang ada disana. Sudah ada beberapa calon pasien dan pasien lama disana. Kemudian kita dipanggil untuk konsultasi, bukan sama Pak War, tapi sama staff nya. Hasil hasil lab, rontgen diserahkan untuk di copy dan kemudian dibahas. Diterangkan cara kerja dan lain lain. Singkat kata kita berminat dan penjelasan cara kerja rompi listrik membunuh sel kanker yang membelah ini cukup logis di pikiran kaum awam fisikan seperti kami.
Ketika di ruang tunggu, kita banyak ngobrol dengan sesama calon pasien ataupun pasien lama. Beberapa menceritakan progress positif setelah pemakaian alat ini. Tapi sebagaian lain menceritakan pengalaman berkenalan dengan penyakit ini hingga perkembangannya. Setelah apa yang aku alami di RS Dharmais dan kemudian sekarang di Edwar, sungguh malah bikin aku tambah kuat, karena aku tidak sendiri. Dan sebagian pasien masih segar, dan tegar .. so why don't me... i am not alone...
Jadi dari hasil konsultasi aku nanti akan mendapatkan rompi listrik sebatas dada tanpa lengan, untuk axilla (ketiak) yang dipakai bergantian dan charger. Semua itu harga nya 4 jutaan, yang mahal sebenernya baterai nya, tapi memang batterai nya hebat, tahan lama ..tidak seperti baterai BB : D -- ini pengalaman setelah pakai beberapa bulan. Kemudian aku diukur untuk menyesuaikan besar rompinya, supaya fit, gak terlalu longgar. Setelah itu kita menunggu lagi untuk panggilan scan. Sangat mendebarkan, soalnya belum tau alat scan disini kayak apa, dan aku kalo di scan hasilnya berapa ...
Tapi disini walaupun semua pegawai keliatan heboh, tapi mereka cukup ramah ramah. Memang kadang ada pasien yang mengeluh lama, atau rumahnya jauh, harus kejar kereta atau peswat...dll tapi memang kalo kita sakit bawaannya jadi gak enak melulu ya. tapi setelah beberapa waktu di vonis penyakit ini dan harus antri dokter bolak balik, ada satu kesimpulan, orang sudah sakit, harus berdamai dengan ini semua, harus sabar antre, harus sabar dengan kondisi yang mungkin kurang nyaman, karena kalo kita memilih untuk komplain dan memanaskan hati kita ... malah ujug ujugnya jadi tambah sakit dan merugikan diri kita. See what this ca can teach me .. so far .. Pasti ada hikmah di balik semua ini. Lebih baik memanfaatkan waktu dan ngobrol dan menggali pengalaman pasien lain ..
Setelah di panggil scan, terlihat hasil scan ku adalah MC left mammae 0,275 dengan volume 125cm3 sementara right mammae MC 0,075 dengan volume 0 Cm3. Ternyata alat scan ini canggih juga ya, Jadi dia bisa mendeteksi dan mengukur kadar ca dari benjolan yang di scan beserta volume ca nya. kalau kita usg mammae di RS, kita hanya tau si objek ini posisinya dimana dan diameternya berapa, tapi tidak tahu itu ca atau bukan. Kalao di alat scan ini, bisa saja suatu benjolan otu besar, tapi kalau itu bukan ca dia tidak akan dihitung, Di pd kanan ku memang di deteksi ada kista, tapi bukan ca... puihhh.. itu yang di liat juga sm dr Noorwati.
Karena penasaran dan yang jauh lebih penting lagi demi untuk mengetahui rencana kedepan pengobatan cancer ku, kita mau ketemu Prof warsito hari itu, Sebetulnya kan pasien baru gak usah konsul ke Prof War, biasanya setelah satu bulan pakai rompi, tapi kita memohon banget untuk ketemu. Alhamdulillah dikabulkan asal mau menunggu jadi antrean terakhir. Ya sudah lah .. demi demi...
Setelah ketemu sama Prof War, orangnya sangat humble dan siap menerima pertanyaan dan menjelaskan. Dijelaskan alat ini bekerja untuk mematikan sel kanker yang akan membelah. dipakai sekita 16 jam untuk rompi dan 4 jam untuk yang diketiak. Kalau dari MC ku yang 0,275 itu menunjukkan kanker ku masuk tumor ganas yang tidak terlalu ganas (huff... Alhamdulillah tapi gak boleh terlena, tetep aja masih bisa nyebar) dan sudah positif kanker, karena sudah ada penyebaran di ketiak atau di kelenjar getah bening. Ini yang cukup bahaya. Jenis ca ku sifatnya lambat penyebaran nya tapi juga lambat penyembuhannya, karena jaringan ikatnya banyak dan titik sebarnya juga sudah banyak (ouch....) Jadi ibarat bintang yang gede di tengah kemudian mengecil menyempit sampai pendar pendar nya itu masih masuk ca juga. Diperkirakan MC akan turun terus sampai bersih sekitar 6 bulanan (S & K berlaku he..he..). Ada beberapa yang harus dilakukan oleh penderita ca, harus mengurangi makanan berlemak, gula. Penyebab nya adalah hormon, jadi hindari makanan yang mengandung hormom spt tauge, akacang ijo, tahu, tempe, susu kedele dll. Banyak makan ikan laut (tapi bukan udang cumi kerang atau kepiting), sayur dan buah. Minum jus antioksidan tiap hari spt wortel tomat apel (bisa bit dll). Kurangi santan, tidak mium kopi, kalau teh, minum nya teh hijau. Minum gulanya pake gula aren atau madu murni. Dan yang sangat penting, tidak boleh stree. Makanan adalah pemicu tidak langsung, tapi stress langsung.
Setelah itu kita menuju ke bagian rompi. Alhamdulillah stoknya ada, karena untuk pasien lama, mereka dulu harus nunggu satu bulan untuk bisa dapat rompi. Ya bagus banget, karena aku lagi bekejaran dengan waktu. Karena kita kan harus mereview ke efektifan alat ini dalam beberapa bulan dan artinya akan meninggalkan tindakan medis untuk pasien ca pada umumnya. Kemudian dijelaskan bagaimana cara kerja rompi ini, penge-charge an batterai dan efek efek setelah dipakai, Seperti bibir kering, sering pipis dan buang angin dll. Hari sudah gelap, kita dari sekitar jam 9-10 disini. Ya Allah, tunjukkan lah pengobatan yang te[at untuk penyakit ini. Semoga kami tidak salah mengambil langkah Amin YRA..
Sambil mencari pengobatan non medis, aku masih terus mencari bagaimana bisa ketemu dengan dr Sonar Panigoro. Beliau ini adalah ketua dokter onkologi se Indonesia. Waktu aku ke Dr Mauri, dia merekomendasikan dr Sonar. Waktu aku tanya ke Suko, dia pesen, jangan sampai di operasi kalo belum ketemu dr Sonar. Tapi, kenyataannya, mau menjadi pasien dr Sonar itu sangat sulit. Karena tau dia praktek di RSPI, kita daftar, tetapi baru dapat sebulan kemudian. Kemudian waktu tempo hari kita ke RSCM, dia juga ada namanya disitu, tapi tetap susah ... bahkan kalo ke Dharmais pun susah, karena dia kan direktur disana. Tapi alhamdulillah berkat Suko, aku dikasih tahu sebetulnya dr Sonar ada praktek di sebuah RS di Duren Tiga (makasih ya pak dokter suko..). Akhirnya daftar dan langsung dapat hari Minggu tanggal 30 September. Ya.. hari Minggu bo... jam 8 pula. Dan ternyata enak, jalanan masih kosong.. RS nya juga gak rame. RS nya di desain dengan bagus, terasa homey .. ealah sapa yg mau kerasan di RS.. ya biar yang sakit gak cepet bete kalo RS didandanin cantik. Di dr Sonar ini dokter yang bagus, cara ngomongnya bagus,.. menjelaskan, bisa diajak berdiskusi, menasehati .. ini dokter yang dibutuhkan oleh pasien penderita penyakit berat... ada empati .. menenangkan .. Senang bisa bertemu beliau, setelah juga bertemu dr Noorwati.
Kalau menurut dr Sonar, secara medis pasien kanker memang harus di biopsi untuk mengetahui apakah benjolannya adalah tumor jinak, atau tumor ganas.. kemudian bisa diketahui juga stadium. Dan kalau sudah tumor ganas alias kanker harus di kemo, pilihannya adalah kemo dulu menciut baru diangkat, atau parsial, kemo - angkat - kemo. Kemo sendiri itu umumnya satu cycle 6 paket kemo, tapi setelah tiga paket akan di review, efektif gak obatnya, kalo ternyata cancer nya gak mempan dengan obat yang awal, maka di ulang, dan yang tiga tadi gugur, masuk ke cycle baru dengan obat yang baru dan lebih keras .. Waktu itu dia belum ngomong soal sinar sih, tapi untuk aku disarankan kemo dulu, menciut, baru diambil. Dia juga menyarankan untuk menenangkan diri, mengikhlaskan adanya penyakit ini, termasuk dengan pilihan pengobatan untuk kanker yang memang berat. Tapi kata dia kalau ikhlas, maka mungkin gak terlalu berat. Soal makan juga dia gak saranin sampe diet ketat, asal gak berlebihan. Ya mungkin untuk jaga stamina waktu di kemo. Kita juga tanya mengenai maraknya pengobatan alternatif seperti herbal atau rompi atau bahkan kemo dosis rendah yang katanya sudah dipakai di RS Spore. Dia bilang dia mengikuti perkembangan tersebut, dia mengakui ada yang berhasil ada yang tidak. Dan dia tidak bisa merekomendasikan hal tersebut karena dia tidak bisa mempertanggung jawabkan sesuatu yang diluar kapasitas dia. Misalkan penggunaan rompi atau kemo dosis rendah, baru di pakai beberapa tahun, sementara untuk bisa dipergunakan secara luas, harus melalui pengujian dan penelitian paling tidak sepuluh tahun.
Walaupun memang disarankan di kemo, tapi aku dan mz memutuskan untuk melanjutkan dulu pemakaian rompi ini, karena semua butuh waktu untuk melihat hasilnya. Ketar ketir ... banget... tapi kita janji, pemeriksaan yang harus dilakukan selama itu tidak menimbulkan keganasan pada kanker yang sudah ada, akan tetap dilakukan.. tapi seperti biopsi, kita gak berani.
|
October 01, 2012
Berkah atau Musibah ? Semua tergantung dari cara memandangnya ....
Bermula dari sebuah benjolan yang gak mengganggu, yang kadang tidak teraba, sampai suatu hari mulai sadar, sepertinya makin besar. Tapi karena banyak kenalan yang punya problem sama, dan mereka tidak kenapa napa, jadi aku gak terlalu memusingkan, walaupun dalam hati sudah mulai worry .. ya kalo gak kenapa napa . kalo napa napa.. Apalagi masih jumpalitan kerja jadi bener bener gak sempat untuk sekedar memeriksakan diri.
Yang pasti, sudah diatur Allah akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kerjaan karena situasi yang semakin tidak kondusif di kerjaan bukan karena benjolan ini. Tapi bukan langsung memeriksakan diri, aku sibuk mengawasi renov rumah walaupun bukan skala besar dan mengawal adaptasi raisa disekolah yang baru. Kemudian ketemu dengan puasa dan libur lebaran. Dan aku belum juga sempat memeriksakan diri.
Sampai akhirnya setelah mbak balik dari kampung, aku mulai bisa bergerak. Diawali dengan anter izza ke dokter mata, akhirnya aku masuk juga ke dokter umum. Langsung oleh dokter umum diberi pengantar ke radiologi, mammografi. ( 3 Sept 2012) Untunglah hari itu lagi nurut dan gak menunda .. mungkin feeling feeling not so good sudah ada. Nah malamnya setelah mendapatkan hasil mammo, mulai ada keyakinan, there is something not right ... tapi masuh ngeles juga, kan ini masih gambar, kalo mammo kan motret ada benjolan ato tidak, nah kalo teraba aja ada, yah di foto pasti ada ... tinggal sekarang ini apaaa.... Apalagi setahun yang lalu aku juga mammo dan hasilnya bersih. Baca : General Check Up
Terus, sempet ke dr info medik, nanya nanya clue, tapi dr info mediknya mungkin membesarkan hati aja, ya ini ada jaringan abnormal bu, tapi belum tau apa. apa aku perlu ke onkologi. Kata dia gak perlu, ke dokter bedah umum aja dulu, kalo ke onkologi nanti ibu over treatment... bismillah semoga gak ada apa apa bu .. begitu katanya .. amin
Berhubung lokasi benjolan itu berada di area sensitif, tentu tidak sembarang juga mau pilih dokter. Tadinya mau ke dr georgina, setelah di tunggu tunggu ternyata dia lagi sekolah dan gak bisa dihubungi untuk bikin janji. Kemudian temen merekomendasikan ke RS Pertamina, ternyata dokternya masih cuti lebaran, dan dodolnya aku sabar menanti. Sampe suatu saat setelah satu hari sebelumnya sudah bikin janji, eh ternyata dokternya tetap belum ada, padahal mz udah sampe bolos kerja. Akhirnya aku meluncur sendiri ke dr Maury ... (21 Sept 2012)
Disanalah dia menerangkan dengan cukup gamblang bahwa dari tampilan di mammo ini bukan sekedar menunjukkan FAM ato tumor jinak, tapi kemungkinan sudah ke tumor ganas atau kanker. Entah dapat sisa kekuatan dari mana, mungkin alam bawah sadar sudah cukup menduga kemungkinan terburuk, aku justru pegang pulpen dan kertas untuk mencatat keterangan dokter. Soalnya sebagian besar kekuatan juga udah melemaskan dengkul dan jantung ku. Sambil rada terbata bata gitu aku terus tanya tanya dan nyatet. Tapi dr Maury bagus menerangkan. Termasuk dia bilang ke suster, ini contoh foto mammo yang bagus.... bisa buat belajar, keliatan jelas nih penyebarannya .... oh my God, tega banget sih dok bilang foto mammo aku bagus dalam tanda kutip. Segera mngikuti sarannya untuk foto thorax dan lab. Aku juga sempat tanya dokter siapa yang di rekomendasikan. dia menyebut dr Sonar di RSPI.
Masih sendiri aku kayak baru mulai tersadar waktu mau ambil darah dan disitu tertulis "suspek tumor ganas" di formulir nya .. astaga si dokter nulis nya vulgar bener .... mulai deh agak nangis dikit mencoba meyakinkan bahwa ini nyata. Terus sms ke mz mengenai petir yang baru menggelegar di kuping ku di ruangan dokter itu
Mz mulai heboh setelah sholat Jumat itu, mungkin karena khawatir dia mau jemput aku. Tapi gak tau kenapa, aku udah bisa menenangkan diri, bahkan aku masih bisa lanjut ke ITC BSD untuk pesan lemari baju Izza. Entahlah ... mungkin sebagian dari diriku sebetulnya sudah tahu ini kanker, hanya secara medis aja belum resmi. Apalagi beberapa hari sebelumnya aku sempat nengok mbak Yoyoh, dan aku kagum dengan kekuatan hati dan fisiknya. Juga dukungan keluarga dan temannya. Aku juga punya keyakinan, penyakit kanker jaman sekarang bukan vonis mati, tapi memang harus menjalani operasi dan kemoterapi, yang dengar dengar cukup menyakitkan. Tapi bisa sembuh, dan aku bisa .. apalagi aku yakin keluarga juga ada di balik kekuatanku.
Tapi mungkin aja sebenarnya yang terjadi adalah aku belum sadar penuh, jadi kadang pas sadar baru sedih dan nangis, tapi ada juga sebagian diriku ngomong, gak usah lama lama, langsung bergerak. Mungkin karena sudah baca Notes di FB nya mbak Yoyoh. Seolah sudah ada yang mengarahkan, aku tadinya hanya sekedar iseng menyapa Katty mantan bos yang menulis di wal mbak Yoyoh, minta doa apa, aku lagi umroh, Terus aku tanya, kok mbak yoyoh doang yang ditanyain. Disitu aku baru tau kalo mbak yoyoh sakit, Dan aku baca notes yag begitu menyentuh dan seolah menghayati kata kata dalam tulisannya, Jadi ketika dokter menyatakan kemungikinan kanker, aku gak lagi sempat ngomong why me ..why not others ... tapi aku berulang kali ingat atas tulisannya mbak yoyoh, bahwa diberi penyakit ini adalah suatu kemewahan, tidak seperti korban pesawat sukhoi yang tidak tahu kapan saat terakhirnya ... dengan hadiah penyakit ini adalah kesempatan .. kesempatan untuk sadar dan memperbaiki diri, sekalipun sama sekali tidak berarti untuk mengabaikan perjuangan untuk memperoleh kesehatan, larena kalo ngomong soal kanker ini ibarat beradu cepat dengan teknologi dan waktu...
Segera aku menghubungi mbak Endang, dan teman teman yang dokter untuk ditanyai pendapat dan saran, juga mengingat ingat, ada gak teman yang juga pernah menderita kanker. Dengan cepat informasi di dapat dan segera bergerak. Dr Sonar masih waiting list smp akhir oktober.. Akhirnya di rekomendasikan ke RSCM untuk bertemu dengan seorang dokter spessialis Onkologi pada Senin 24 Sept 2012. Awalnya masih ngobrol-ngobrol smp mz seperti biasa, sampe di panggil masuk ke ruangan dokter, kayaknya aku seperti dapat firasat gak enak lagi, jadi takut masuk.
Dan bener aja setelah diperiksa dokter itu, dia mengatakan aku kena kanker, dan harus diangkat semua dan harus di kemo 6 paket. Aku kaget juga .. that fast ... mungkin dalam diriku masih mau nawar, bukan kan pemeriksaan ku baru sebatas mammo, sudah segini yakin nya kah ini dokter untuk memangkas payudara ku. Gak ada pemeriksaan lain dulu untuk memastikan bahwa ini betul betul kanker... ya gini gini aku pernah beberapa bulan kerja di RS, jadi logika nya masih agak jalan, pasti akan ada lagi deh pemeriksaannya, walaupun aku baru aja tau kena kanker dalam dua hari ... dokter itu menenangkan bahwa gak usah khawatir, nanti kalau sudah setahun akan dibuatkan payudara baru, dia melihatkan contoh contoh payudara yang timbul sendiri paska operasi dan juga payudara hasil renovasi.
Tapi buat aku dan mz dia berbicara terlalu jauh kedepan dan agak kurang membicarakan hal hal yang perlu diketahui saat saat menghadapi operasi atau kemo. Bahkan ketika aku tanya tentang kemo, keliatan ada adu argumen dengan susternya, seolah olah dia bilang, kalo kemo disini suka kacau, nyampur obatnya, susternya keliatan gak setuju, secara dia cari makan dari RSCM, tapi dokternya juga kayak yang malah kurang peka sama kita yang baru kena bledek arguing masalah kayak gini di depan mata. Dia juga kasih pilihan lain kalo mau operasi di RS Islam Cempaka Putih. Hemmm... Atau apa saking jagonya ya dia sampe seyakin ini, Karena kan kadang ada dokter A yang sangat berpengalaman mungkin kesimpulannya sama dengan dokter B, tapi dokter B mengedepankan juga pemeriksaan lainnya. Walo ujung ujungnya mastektomi dan kemo juga ... Nah waktu keluar dari ruangan itu dia baru meminta untuk melakukan USG mammae dan USG Abdomen serta periksa darah, dan menemui dokter penyakit dalam. Nah kan baru ada pemeriksaan lagi .. kok dia udah bisa memutuskan ya. Selain itu dikter tersebut sudah memberi surat pengantar operasi.
Setelah menjalani semua lab dan USG dan dinyatakan bahwa hasil lan darah normal, USG abdomen bersih, kalau USG mamame kiri ya emang ada dengan ukuran 3,5 cm dan di axila kiri ada sebesar 1,4 cm, tapi justru ada yang mengejutkan lagi, bahwa di sebelah kanan juga ada benjolan 0,5 cm, namun saat itu msdih belum dipastikan itu apa, kemungkinan tumor jinak/kidsta karena batas nya tegas. .. Kita lanjut ke RS Islam Cepmaka Putih untuk tahu biaya operasi dan biaya kemo disana... Sembari aku juga tetap BBM an dengan teman teman yang punya pengalaman dengan kanker.
Kisah perburuan kita akan dokter dokter onkologi berlanjut. Aku sudah dapat nomer untuk ketemu DR. dr Noerwati, dokter penyakit dalam yang lebih spesifik lagi ahli di onkologi/kemoterapi, walaupun statusnya masih waiting list. Info dokter ini aku dapat dari mbak Endang yang kebetulan temen kantornya kena kanker serviks. Alhamdulillah aku juga sudah dapat nomer antrean dengan dr Sonar dari Suko, temen SD ku yang memang dokter. Dia tau dr. Sonar praktek juga di suatu RS dimana dia tidak ada dalam list dokter tapi dia praktek hanya dengan perjanjian, walaupun masih minggu depannya tapi satu bulan lebih cepat dari waiting list di RSPI. Suko wanti wanti jangan operasi dulu kalau belum ketemu dr Sonar, he is one of the best, gitu katanya.. Selain itu aku juga intensif bbm an dengan PA temen SMA yang sudah pernah kena kanker dan dikemo beberapa tahun lalu dan sekarang ada yang tumbuh lagi. Aku juga sudah mulai membuka info ini ke keluarga besar dengan tujuan, supaya lebih hati hati dengan benjolan yang tidak mengannggu. Tante Rati bahkan sudah mengirimkan paket paket daun sirsak segala macam rupa. Thanks for the sincere attention .. itu semua suntikan semangat yang luar biasa.
Hari Selasa tgl 25 Sept 2012 setelah booking dr Noorwati dengan status waiting list, akhirnya kita berhasil ketemu dengan dr Noorwati walaupun hari sudah malam sekali. Orangnya sudah tua, tapi ramahhhh sekali. Malah minta maaf karena sudah membuat kita menunggu. Kata katanya menenangkan, walaupun secara isi sih sama, bahwa kemungkinan besar ini cancer. Sikap seperti dr Noorwati ini adalah suatu hal yang seharusnya perlu dipelajari oleh semua dokter terutama menyangkut penyakit penyakit yang parah. Padahal kalau mau dipikir, pasti dia juga lelah, pagi sudahkerja di Dharmais dan malam begini masih di RSPI. Dr Noorwati menyarankan kita ke RS Dharmais esok hari untuk ketemu dia disana, karena kita pasien ASKES yang memungkinkan untuk mendapatkan fasilitas ASKES disana.
Besok paginya (26 September) kita sudah ke Dharmais. Setelah bikin kartu pasien baru, terus ternyata dr Noorwati nya baru praktek untuk pasien umum jam 13.30. Kalo pagi dia pegang pasien karpet merah alias eksekutif/VIP. Lama banget nunggu .. Ini sebetulnya pertama kali aku ke Dharmais, bukan sebagai pengunjung tapi sebagai pasien. Melihat sekeliling tentu saja banyak pasien penderita kanker. Sambil mengamati, ada juga terselip rasa syukur, bahwa sekalipun disentil Tuhan dengan penyakit ini, tapi aku diberi kemudahan untuk mencari dokter, menuju rumah sakit dan lain lain. Bahkan, bayangan kemo yang menakutkan menjadi agak aneh ketika memperhatikan beberapa orang bersyukur sudah mendapatkan jadwal kemo. Ini tentu saja pasien Gaskin atau Askes yang tidak bisa menentukan sendiri kapan mau dikemo karena panjangnya daftar antrian. Sungguh aku mendapatkan cara pandang yang berbeda..
Setelah akhirnya dipanggil, dr. Noorwati lagi lagi minta maaf sudah membuat kita menunggu sekian lama menunggu. Tanpa banyak tanya dia bilang aku masih ingat data yang kemarin (luar biasa...) dan dia mencatat di medical record ku. Kemudian dia membuat permintaan biopsi CITO dan bone scan. Sekejab banget .. tapi dia juga bilang, bahwa uang yang sudah saya bayarkan akan di refund, karena tadi malam saya sudah bayar ... alamak.. baik banget dokter satu ini. Pastinya dia sangat faham bahwa pasien pasien kanker sudah barang tentu mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengejar penyembuhan, baik untuk pengobatan, transport dan makan.
Setelah itu kita langsung daftar biopsi dan langsung dapat tgl 27 september 2012, sementara bone scan nya gak dapat langsung tapi dapat tgl 3 Oktober 2012, karena waiting list yang panjang. Ketika lagi daftar bone scan untuk mendapatkan waktu yang tercepat, ada miris miris juga dengernya, oh ya ibi bisa nih tanggal 3, soalnya dulu ada yang daftar tapi pasien nya sudah positif ... positif ... aku baru tau arti term positif itu waktu kerja di RS yaitu artinya sudah lewat atau meninggal ... duh .. semua ini serius ya ... kadang aku masih merasa kayak mimpi..
Besoknya tanggal 27 September kita lagi lagi sudah masuk ke parkiran RS Dharmais. Tapi selama perjalanan aku sibu BBM an sama PA, dia sebetulnya bingung mau ngasih tau ke aku atau tidak, karena sepertinya aku sangat yakin dengan tindakan medis... ya.. untuk saat ini,aku gak punya pilihan lain. Setelah tanya ini itu, kok aku berminat, dan mz berminat. Sampai di parkiran, mz langsung browsing tentang Prof Warsito yang memiliki alat scan cukup canggih dan rompi listrik yang bisa menggempur kanker. Mempertimbangkan Prof Warsito adalah akademisi juga yaitu dosen Fisika di UI dan lulusan dari Universitas di Jepang, ... rasanya alat ini cukup logis.. dan layak untuk dicoba. Dan memang disarankan dilakukan sebelum di biopsi .. haduh.. padahal kita hanya kurang dari 15 menit untuk jadwal biopsi. PA menyarankan untuk di reschedule aja .. at least aku coba pelajari langsung alat itu, kalau gak cocok kan masih bisa ikut biospi di tanggal berikutnya. Akhirnya mz turun ke dharmais dan menjadwal ulang biopsi ini, sementara aku menemui Uyung untuk menerima paket propolis..
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
| | |