New Year 2007 : New Home, New School, New Age, and New Updates!
Puih.. akhirnya bisa ngeblog lagi. Setelah sekian lama. Semoga abis ini bisa lebih reguler lagi. That is my new year's resolution (ha ha bisa gak ya?)
O iya, mau update : sejak tanggal 1 Januari 2007 kita udah berubah profesi jadi kontraktor! he2x.. setelah sekian lama jadi penghuni tetap rumah ortu. Sekarang kita jadi warga Banten. Lebih tepatnya di Pamulang, lebih spesifiknya di Perumahan Vila Dago - Parangtritis. Dengan mempertimbangkan lokasi pekerjaan yang kebanyakan di Jakarta Selatan dan Selatannya Jakarta, dan juga banyaknya pembangunan under pass yang dilakukan serentak dalam satu waktu oleh pemrov DKI Jakarta yang membuat perjalanan dari (ke) Jakarta Barat ke (dari) Selatan bagaikan perjalanan mudik lebaran yang harus dijalani setiap hari, makanya kita memutuskan untuk cari tempat tinggal yang relatif lebih dekat supaya lebih hemat energi badan n pikiran and save the fuel.
Banyak juga pengalaman seru setelah tinggal sendiri. Yang mengherankan adalah Izza yang sejak hari pertama pindah langsung tidur sendiri. Dia sepertinya bangga sekali punya otoritas atas kamarnya. Paling kalo dia belum 'klik' untuk tidur, dia masih suka bolak-balik ke kamar kita, tapi kalau sudah 'on' untuk tidur, ya dia akan jalan ke kamarnya lagi dan tidur. Selain itu karena tinggal di perumahan yang penghuninya mayoritas pasangan muda (cie..) dengan anak-anak yang masih kecil, ya jadi dia punya banyak teman. Yang dengan enaknya dia bisa ajak ngobrol dari jendela kamarnya, atau maen ke tetangga. Bikin repot emaknya nyari kesana kemari karena Izza udah keburu masuk rumah. Maen sepeda-sepedaan juga enak, karena jalanannya bagus dan jarang ada mobil. Yah doakan lah semoga segala sesuatunya berjalan lancar.
Karena pindah rumah, otomatis Izza juga pindah sekolah tapi harus turun kelas. Begini ceritanya. Dulu waktu baru pulang dari Montreal, Izza kan masih 3,5 tahun. Kebetulan TK BDN yang dekat rumah nggak ada kelas play group-nya. Jadi masuklah Izza ke kelas TK-A, hanya di rapor nya aja yang tertulis PG. Karena sudah satu setengah tahun, berarti terakhir dia sudah di kelas TK-B. Tapi waktu sekarang dia pindah ke TK Al-Zahra Indonesia, dia harus dikembalikan lagi ke kelas yang sesuai dengan umurnya. Tapi Alhamdulillah Izza bisa nrima kenyataan harus turun kelas. Kebetulan di sekolah barunya, dia banyak mendapatakan kegiatan-kegiatan yang beda dari sekolah yang lama. Jadi masih excited!. Bahkan sejak hari pertama, aku gak perlu turun dari motor untuk nganterin dia ke kelas, apalagi nunggu, dia udah ngacir aja. Bedanya, disaat temannya masih belajar mengenal huruf, Izza udah bisa baca kata-kata sederhana tanpa dieja, ya sudah, jadilah dia sering pulang membawa cap bintang ditangannya he2x. Buat kita juga lebih baik Izza agak lama di TK dari pada cepat-cepat ke SD, dengan pertimbangan beban SD di Indonesia yang sangat berat.
Nah, yang baru-baru ini adalah ultahnya Izza yang ke lima. Setelah lama banget senewen menanti hari ulang tahun yang ke lima, akhirnya kesampaian juga. Izza memang minta dirayain di sekolah, ya udah lah, mungkin dia kepengen banget karena sering liat temannya ulang tahun di sekolah, jadi lah kita udah nyicil bikin goody bag jauh-jauh hari biar budgetnya gak bentrokan dengan acara pindah rumah yang juga membutuhkan biaya tidak sedikit. Ulang tahunnya dirayain di sekolah lama sekalian perpisahan tanggal 19 Januari lalu, walaupun ultahnya sendiri tanggal 15. Soalnya, sekolah lama masih libur tanggal 15, sementara Izza sudah mulai masuk disekolah baru.
Kadang-kadang gak kebayang imajinasinya Izza udah cukup detail mengenai pesta ulang tahunnya disekolah. Dia ingin bertema princess, ya kayak anak-anak cewe seusianya. Pengen bajunya yang cantik, pake sarung tangan sesiku, dirambutnya dipasangi kelambu panjang sampai bahu, sepatu hak, dekorasinya seperti diistana, ampuuun. Yah tentu saja sama emaknya di korting banyak. Akhirnya dia cukup puas dengan baju yang dibeli udah agak lama karena pas diskon. Pas beli ukurannya juga kegedean. Alhamdulillah pas kemaren dipake bahunya pas, kalo soal kepanjangan, justru memberi efek kayak baju putri beneran yang menjuntai menyentuh lantai he2x. Juga dilengkapi dengan sayap kupu-kupu yang dibeli di asemka dan magic wand bintang yang sederhana nggak ketinggalan crown keluaran dolarama - montreal yang udah gak silver semua lagi. Soal sepatu juga aku gak beliin sepatu hak karena aku paling anti deh beli yang cuma sekali atau jarang dipake. Jadi aku beliin sepatu putih simple yang bisa dipake untuk acara casual. Dekorasi juga gak kepegang sama sekali, alhamdulillah kelas TK-A yang dipake jadi tempat pesta sudah cukup meriah. Terimakasih sekali untuk teman-teman Izza dan orang tua, guru n staff TK BDN Pesing yang sudah sangat berpartispasi dalam acara ulang tahun Izza yang bernuansa minimalis he2x. Terimakasih sekali atas pertemanannya selama ini, semoga kita masih akan sering bertemu dan berkomunikasi. Oke , segitu dulu!
Labels: Izza, Our Family
|
January 14, 2007
From Asia Media
INDONESIA: Sesame Street's coming to town!
Domestic version features new characters and will highlight nation's 'cultural diversity'
Jakarta Post
Saturday, January 13, 2007
By Jason Moynihan
An Indonesian version of the much-loved children's educational program of the United States, Sesame Street, is currently in production with local company Creative Indigo Productions and New York-based, non-profit educational organization Sesame Workshop.
The partnership will produce three seasons -- or 156 half-hour episodes -- of a completely original Indonesian-language series to be shown nationwide, scheduled to start late 2007.
The Creative Indigo team, led by its director of education and research Dr. Muhammad Zuhdi, recently returned from a two-week workshop in New York, where they received training and exchanged ideas with Sesame Workshop staff.
According to the Sesame Street Indonesia project director Atun Purbo, the workshop covered a wide variety of areas including methods of conducting research for the program, script-writing, musical composition and even how to handle the Muppets (the hand-puppet characters widely used in all Sesame Street programs).
"The team also brainstormed some potential titles for the show, but these haven't been finalized at this point in time," Atun told The Jakarta Post.
According to a press release sent to the Post by the Sesame Street Indonesia project, Creative Indigo organized in November a two-day seminar in Jakarta to which they invited a number of educational experts from around the country to discuss Indonesian children's developmental needs, and how a Sesame Street project might address them.
Based on this seminar, the local Sesame Street production team decided upon the theme of "Indonesia's cultural diversity" as the focal point for the series, which complements the multicultural nature of the original program.
Other important areas include literacy and social skills, as well as environmental awareness.
Sesame Street airs in 120 countries around the world, and has been acclaimed internationally for being an educational and entertaining program.
Through its innovative mix of live action, animation and puppetry, many of the series' characters have become household names, such as Big Bird, Elmo and Oscar the Grouch. Meanwhile, the program has helped generations of children to learn about literacy, math and important social skills.
The Sesame Street Muppets will appear in dubbed segments on the Indonesian version of the series.
In addition, Sesame Street Indonesia is developing new characters for the localized program.
"I can mention that we are planning to have at least two Muppets representing Indonesian children, and one or two representing endangered Indonesian wild animals," said Dr. Zuhdi.
The Creative Indigo team is also working on creating a set that will represent Indonesia's social environment, ensuring that the show will be easily identifiable as an Indonesian program.
In addition to the studio-filmed parts of the show, there will also be short live action documentary segments filmed throughout Indonesia, allowing local communities from all over the archipelago to be involved in the series.
Creative Indigo Productions is a fast-growing, cutting-edge production company that largely focuses on producing infotainment television programs for several local TV networks.
"We believe Creative Indigo will produce a high-quality educational experience that will capture the hearts and minds of Indonesia's young children," said Sesame Workshop CEO Gary Knell.
Initial funding for Sesame Street Indonesia has been made possible by the United States Agency for International Development (USAID).
USAID has worked with the Indonesian government for over 40 years, and today has a US$750 million, five-year budget for improving basic education, governance, health and economic growth in Indonesia.
It looks like Indonesian children will soon have their very own characters from whom they can love and learn -- and popular foreign programs such as Dora the Explorer will have some local competition.
Other articles :
From Children's MediaConsultant
From IndoCoupblogspot.com
From Cynopsis Media
From Cynopsis Media
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
|