Solidaritas yang Berlebih
Selain belajar membaca bahasa Indonesia, Izza juga udah mulai belajar membaca Quran (bhs Arab) dengan metode iqro. Awalnya antusias banget dengan kegiatan ekstranya itu, karena teman-teman sebayanya juga ikut ngaji bareng. Dalam waktu ngga lama, Izza udah menamatkan iqro 1 dan siap untuk ganti ke iqro 2.
Ketika harus ganti guru (karena guru yang lamanya baru
married), bu guru yang baru sempat bilang, nanti Izza akan dites lagi sama dia, apakah emang udah benar2 sanggup baca iqro 2, kalo iqro 1 nya belum lancar benar, kemungkinan Izza harus turun lagi ke iqro 1. Setelah dites, rupanya Izza dianggap udah pantes iqro 2, jadi ngga harus turun kelas. Buat mama itu adalah
good news dan tentu aja bikin bangga. Buat Izza? belum tentu...
Lastri, sobat karibnya Izza, baru aja gabung ikutan belajar iqro. Sebagai murid baru, tentu aja Lastri hrs mulai dari iqro 1. Entah apa yang ada di pikiran Izza, tiba-tiba dia bilang:
"Ma... Izza ngga mau iqro 2, Izza maunya iqro 1 aja..."
"Kenapa...?" tanya Mama.
"Soalnya kan Lastri bacanya iqro 1, jadi Izza juga iqro 1, biar sama ama Lastri."
Mama: "????? Za... orang itu dari yang kelas 1 pengen naik ke kelas 2, lha... ini kok Izza udah iqro 2 pengennya iqro 1. Ada-ada aja..."
Izza: "Pokoknya Izza maunya iqro 1 kaya Lastri..."
Mama: "OK deh... kalo gitu, Izza baca dulu iqro 2-nya, trus habis baca iqro 2, Izza boleh baca iqro 1..."
Izza: "Ok ma...."
Akhirnya, Izza pun baca iqro 2 dengan pelan tapi setengah lancar, trus baca iqro 1 dengan lancar dan nyaring.... hehehe....
Labels: Izza
|