Z u h d i ~ f a m i l y
|
|
|
November 29, 2005
Winter Forecast
Musim gugur baru aja lewat di Montreal. Salju yang turun ga berenti minggu lalu mengisyaratkan mulainya Winter tahun ini. Seperti biasa, Winter berarti salju, kadang disertai badai, dingin dan berpikir berkali-kali untuk keluar rumah kalo ngga penting-penting banget. Alhamdulillah, saat ini penghangat ruangan (heater) sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kantor, sekolah, mall, rumah dan apartemen di sini. Bahkan, bus pun ada penghangatnya. Jadi, kalo di dalam ruangan di sini kita ngga khawatir kedinginan.
Akibatnya konsumsi listrik saat winter di sini jadi sangat tinggi. Karena orang ngga banyak lagi yang pake kayu bakar buat penghangat ruangan. Kebayang, berapa banyak kayu bakar yg dibutuhkan buat menghangatkan Amerika Utara di musim Winter kayak gini, kalo ngga ada listrik. Makanya bulan-bulan Januari dan Februari seringkali ada peringatan pembatasan konsumsi listrik, supaya ngga terjadi black out (listrik mati tiba-tiba karena over consumption).
Satu lagi yang jadi ritual orang sini saat winter: ngeliat weather forecast, terutama sebelum keluar rumah. Meskipun ramalannya sering meleset, rasanya kurang afdol kalo keluar rumah ngga ngeliat weather forecast terlebih dulu. Nah berkaitan dengan itu, ada joke menarik dari SendAfriend.com.
---------
It was October and the Native Americans on a remote reservation asked their new Chief if the coming winter was going to be cold or mild. Since he was a Chief in a modern society he had never been taught the old secrets. When he looked at the sky he couldn't tell what the winter was going to be like. Nevertheless, to be on the safe side he told his tribe that the winter was indeed going to be cold and that the members of the village should collect firewood to be prepared.
Being a practical leader, after several days he got an idea. He went to the phone booth, called the National Weather Service and asked, "Is the coming winter going to be cold?" "It looks like this winter is going to be quite cold" the meteorologist at the weather service responded. So the Chief went back to his people and told them to collect even more firewood in order to be prepared.
A week later he called the National Weather Service again. "Does it still look like it is going to be a very cold winter?" "Yes," the man at National Weather Service again replied, "it's going to be a very cold winter." The Chief again went back to his people and ordered them to collect every scrap of firewood they could find.
Two weeks later the Chief called the National Weather Service again. "Are you absolutely sure that the winter is going to be very cold?" "Absolutely," the man replied. "It's looking more and more like it is going to be one of the coldest winters ever." "How can you be so sure?" the Chief asked.
The weatherman replied, "The chief has his people on the Reservation is collecting firewood like crazy."
(www.SendAFriend.com)
|
November 16, 2005
Di sekolah
|
baru dapat kiriman dari Jakarta. Udah besar ya... anakku sekarang
|
November 04, 2005
Lebaran 1426/2005
Setiap lebaran selalu membawa kesan yang berbeda. Lebaran tahun ini agak berbeda buat kami sekeluarga, karena kami berada di dua tempat yang berbeda, Nining dan Izza di Jakarta sedangkan saya di Toronto. Kok Toronto? Iya, kebetulan, beberapa waktu yang lalu, Pak Abul dari MIIT (Masyarakat Islam Indonesia Toronto) mengajak saya berlebaran bersama saudara-saudara di Toronto.
Sebenarnya berpisah dengan Nining saat idul fitri bukan pengalaman pertama buat saya setelah kami menikah. Ketika pertama kali berangkat ke McGill th 2001, kami juga harus berpisah saat hari raya, ketika itu Nining sedang mengandung Izza. Alhamdulillah, setelah Izza lahir mereka bisa nyusul ke Montreal. Walhasil, tiga lebaran pertama setelah Izza lahir, kita bisa rasakan dan rayakan bareng-bareng bertiga. Lebaran pertama kami bertiga, kebetulan waktu itu, awal winter 2002, kami diundang ke Toronto dan solat Idul Fitri bersama MIIT di Wisma Indonesia di Toronto. Seterusnya, tahun 2003 kami berlebaran di Montreal, karena waktu itu ada kesibukan yang ngga bisa di tinggal, jadi hanya solat ied di kampus lalu kumpul makan-makan di rumah bubah, terus masing2 beraktivitas kembali. Tahun lalu, kita sekeluarga berlebaran di Ottawa bersama alm. Pak Eki, dan dijamu oleh keluarga Mas Iswan dari KBRI Ottawa. Nah, lebaran kali ini terpaksa kami harus merayakannya secara terpisah. Buat izza, ini adalah lebaran pertamanya di tanah air, tentu dia punya kesan sendiri, apalagi sekarang dia udah bisa cerita sendiri.
Buat saya, ini adalah kali yang ketiga saya bersilaturahmi dengan MIIT. Kali ini saya dan saudara-saudara dari MIIT solat idul Fitri di Kantor Konjen RI Toronto. Alhamdulillah, di saat jauh dari keluarga, saya bisa merasakan kehangatan dan keakraban saudara-saudara di Toronto, apalagi setelah salat ied ada acara makan lontong sayur, lengkap dengan pernak-perniknya, pembagian hadiah lomba untuk anak-anak dan pembagian amplop buat anak-anak, sehingga sejenak bisa mengobati rasa kangen akan suasana idul fitri di tanah air dan sekaligus escape dari rutinitas sehari-hari di kampus.
Sebenarnya sebelum berangkat ke Toronto, ada titipan salam yang harus saya sampaikan. Pertama dari mamanya Izza buat Mbak Liza & 2 S. Kedua dari Bu Yetti Martono untuk mbak Kiki. Sayangnya, ketika saya konfirmasi ke Mas Ukik, Keluarga mbak liza dan mbak kiki tidak solat Ied di KonJen, maka salam pun tak jadi disampaikan, maaf ya... . Tapi, ternyata ada juga yang menyampaikan salam spesial buat Nining, yaitu Bu Yanti (istrinya Pak Nur, mudah2an saya ngga salah inget namanya), katanya Bu Yanti adalah pengunjung setia blog ini (salamnya buat Nining udah saya sampaikan Bu...), di samping salam dari ibu-ibu lainnya, seperti Bu Ukik, Bu Abul, Bu Riswan (maaf ya ibu-ibu, terpaksa yg disebut nama suaminya, krn saya ngga inget nama ibu-ibu satu persatu), terima kasih atas salam dan doanya.
Selesai solat Ied di KJRI Toronto, saya kembali ke Montreal, kebetulan ada kereta jam 3 sore. Perjalanan Toronto - Montreal dengan kereta api ditempuh sekitar 5 jam, sehingga saya tiba di Montreal jam 8 malam. Karena lapar dan di rumah ngga ada makanan, begitu sampai di Central Station Montreal saya singgah di Tim Horton buat sekedar ngisi perut.
Sampai di rumah, saya akhirnya berhasil nelpon ke Jakarta, alhamdulillah. Setelah saat hari raya pertama di Jakarta kami hanya ber-sms aja, karena agak sulit juga untuk nelpon di perjalanan, dan selama di Toronto juga agak kurang memungkinkan buat nelpon ke Jakarta. Nining cerita pengalaman lebaran pertama Izza di Jakarta. Sebenarnya Izza lagi kurang sehat, tapi karena semangat ikut berlebaran dia ikut solat Ied hari kamis pagi. Karena agak kesiangan, jadi kebagian di luar masjid, dan Izza ngga kelihatan begitu enjoy, apalagi dia lagi batuk pilek.
Siangnya, Nining, Izza, Eyang Kakung dan Eyang Putri bersama rombongan dari Serpong (Mbak Endang, Rayhan dan dik Nabiel) bersilaturahmi ke tempat Pak De Wirawan. (Kebetulan papanya Rayhan lagi tugas di New York, yah... ngga jauh dari Montreal lah..). Di sana, Izza ketemu dengan keluarga mama dari Eyang putri, dan seperti biasa, tentu beragam makanan tersedia. Izza sih asik main sama Mas Rayhan, sambil banyak orang mengagumi baju lebarannya Izza, hadiah dari mami Rati (makasih ya... Mami Rati). Eh... pas ketemu Mami Rati saat lebaran di rumah Pak De Wirawan, Izza kebagian hadiah lagi, kali ini mukena cantik, kata Izza ada gambar doranya (lagi-lagi, makasih buat mami Rati). Pulang ke Pesing mereka membawa segambreng makanan cukup buat persiapan selama seminggu 8-).
Hari kedua, Izza lebaran ke rumah jidah a.k.a amih (ibuku). Di sini Izza ketemu dengan saudara-saudaranya papa, ke rumah ncang dan ncing. Seperti banyak tradisi di tempat lain, tradisi bagi-bagi duit saat lebaran masih berjalan di keluargaku. Setiap ketemu sama om atau tante, ncang atau ncing, Izza selalu dapat salam tempel. Waah seneng juga dia seharian dapat duit terus. malah mintanya besok lebaran lagi biar dapat duit lagi, buat beli DVD player katanya. (Waah.. udah mulai kenal barang nih... hati-hati ya Za... duit itu memang addicted, sebaiknya ditabung aja dulu buat keperluan Izza sekolah nanti).
Selain itu Izza senang juga bisa main sama bang adi, bang arul dan bang vicki, krn jarang-jarang bisa kumpul rame-rame begini. Sayangnya, pas turun hujan, ketika orang-orang berteduh dari hujan, bang arul, bang adi, sama bang vicki malah buka baju terus mandi hujan. keluarlah Izza yang asli... "Eee... jangan mandi hujan, nanti basah, nanti pilek, nanti batuk... Kan kasian kalo nanti sakit... bla..bla..bla.." Mama hanya bisa senyum2 ngeliat anaknya ngasih nasehat ke anak-anak cowok yang menikmati hujan.
Waktu semua lagi makan, ternyata jidah ngga ikutan makan krn lagi puasa syawal. Izza lalu tanya: "kok jidah ngga ikut makan?"
Jidah bilang: "Iya, soalnya jidah lagi puasa"
Izza jadi bingung: "Ngga boleh jidah, mama bilang puasanya udah selesai, sekarang lebaran, ngga puasa lagi..."
Jidah: 8-) "Iya Za.. puasa Ramadhan emang udah selesai, sekarang jidah puasa yang lain lagi, namanya puasa sunnah..."
Pulang ke rumah, Izza sibuk ngitung uang yang didapat sehabis berlebaran. waah... lebaran emang bawa rezeki buat Izza. Dapat uang berapa za? ditabung ya...!
Terima kasih buat saudara-saudara dan teman-teman semua atas bantuan, dukungan, doa dan simpatinya buat kami. Mohon maaf lahir batin.
|
November 02, 2005
Zuhdifamily
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
| | |