Rezeki Awal Ramadhan
Selasa 4 Oktober, 2005. Pagi itu telpon di rumah berdering beberapa kali. Tapi saya agak malas buat angkat telpon, maka saya biarin dia berhanti berdering, toh nanti akan masuk ke answering machine, rupanya dari Mas Latif yang nanya soal awal Ramadhan. Dia hanya pengen mastiin bahwa hari itu bukanlah tgl 1 Ramadhan di Montreal, puasa baru akan mulai hari Rabu.
Lalu telpon bunyi lagi, dugaan saya kasusnya tidak akan jauh berbeda, jadi saya biarin aja lagi. Tapi pas masuk ke answering machine penelpon ngga ninggalin pesen, yah... seperti James Warne*) bilang: "No message, no response." Rupanya si penelpon masih berusaha menghubungi, kali ini cell phone-ku yang berdering. Lagi-lagi aku biarin, sampai masuk ke telpon rumah (kebetulan hp-ku aku forward ke telp rumah kalo beberapa kali kring ngga diangkat). Kali ini rupanya mas Ratno, dan bukan nanya soal awal Ramadhan. Dia ngajak ketemu di kampus siang ini, ada hal penting yang harus dibicarakan, katanya. Akhirnya kami sepakat untuk ketemu di Tim Horton cafe dekat McLennan/Redpath Library di Kampus jam 1/2 1. Ada apa, ya...?
Sekitar jam 10.30 pagi saya berangkat ninggalin rumah, tapi ngga langsung ke kampus. Tujuan pertama adalah Bank Royal di Du Park Ave, buat ngambil uang dan bayar tagihan. Lalu ke Place Montreal Trust, pusat perbelanjaan dekat kampus buat ngambil printer cartridge yang habis diisi ulang di salah satu toko di situ. Lalu saya ke kampus, setelah mampir sejenak di Second Cup cafe buat ngopi (saya pesan vanilla latte for take out, jadi bisa ngopi sambil jalan).
Sampe di kampus rupanya masih belum jam 12, maka saya nyari terminal internet yang kosong dekat Tim Horton, buat ngebrowsing sambil nunggu. Alhamdulillah, setelah nunggu lima menit, dapat juga komputer yang bisa dipake, kebetulan orang yang make sebelumnya baru aja pergi. Maklum, jam-jam segitu kan kampus udah mulai rame, jadi dapetin komputer yang ngga dipake adalah anugerah.
Akhirnya sekitar jam 1/2 1, saya ketemu sama Mas Ratno. Saya kemudian ngajak dia buat ngobrol di teras luar, kebetulan hari itu udara lagi cerah-cerahnya, bahkan boleh dibilang panas buat ukuran autumn di Montreal. Lalu kita ngobrol di teras, sambil ngeliat orang berlalu lalang keluar masuk perpustakaan.
Setelah ngobrol beberapa saat, Mas Ratno ngeluarin amplop dari tas-nya. Sambil bilang, "Mas..., ini ada titipan dari teman2 sebagai rasa simpati kami buat mbak Nining dan kami mendoakan semoga mbak Nining cepat sembuh."
"What..?" Kataku masih setengah percaya, "apaan ini..?"
"Yaa... ini amanat dari teman-teman, mohon diterima," katanya lagi meyakinkan.
"... (speechless)...", saya hanya bisa terharu sambil bersyukur menerima titipan tersebut yang bagi saya cukup mengejutkan (dan tentu saja berarti) itu.
Saya ngga nyangka begitu besar perhatian teman-teman buat kami, terutama buat Nining. Perhatian itu ternyata tidak berhenti dengan doa dan berbagai ungkapan simpati lewat email dan blog, tapi juga diwujudkan lewat sumbangan finansial. Padahal, teman-teman yang mayoritas mahasiswa itu juga bukan orang-orang yang kondisi keuangannya berlebih. "Ahh... betapa kalian memang benar-benar sahabat yang sudah seperti saudara. Benar-benar ikut merasakan penderitaan kami."
Inilah barangkali janji Allah untuk memberikan rizqi melalui jalan yang tak pernah kita duga (atau min haitsu la yahtasib kata Quran) bagi orang yang tawakkal kepada-Nya. Moga-moga ini merupakan pertanda baik buat kami dan kawan-kawan di awal Ramadhan ini.
Sekali lagi, saya dan keluarga ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya buat teman-teman di Montreal. Mungkin kami ngga mampu membalas kebaikan teman-teman semua, biarlah kami serahkan hal itu kepada Allah, semoga Ia berkenan membalasnya dengan cara dan bentuk yang kita pun tidak tahu. Dan semoga kehadiran Ramadhan membawa keberkahan buat kita semua. Amiin.
Note
*)James Warne adalah bosku di Printing Service. Dia biasanya malas angkat telpon, kecuali kalo dia lihat no yang masuk dari orang penting.
|
October 03, 2005
Kami sekeluarga mengucapkan selamat menyambut Ramadhan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjalankan ibadah secara maksimal selama bulan tersebut, dan bulan-bulan setelahnya.
Barakallahu bikum fi Ramadhan.
Credit:
Kaligrafi diambil dari
www.tripoli-city.org, gambar diambil dari
Al-habib's.
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
|