Welcome Home
"Senyaman-nyamannya tinggal di rumah sakit, masih lebih enak tinggal di rumah sendiri". Begitu mungkin pepatah yang berlaku buat Nining dalam seminggu terakhir ini, apalagi krn harus berjauhan sama Izza. Iya lah... siapa sih yang pengen berbetah-betah di rumah sakit, apalagi kalo mikirin tagihannya. Kalo bisa malah, keluar dari rumah sakit as soon as possible. Tapi, seperti nasihat seorang bijak, "kalo mau pintar ikuti nasihat guru, kalo mau bahagia ikuti nasihat orang tua, dan kalau mau sehat ikuti nasehat dokter." Maka Nining pun tetap menunggu fatwa dari sang dokter, kapan boleh meninggalkan rumah yang ngga pernah sehat itu. Dan, keinginan untuk pulang pun akhirnya terkabulkan setelah memperoleh green light dari tim dokter RSMPH.
Awalnya, dokter internis hari Senin bilang, "kalau melihat progressnya, kelihatannya hari Rabu sudah boleh pulang." Tapi tentu saja itu belum merupakan keputusan final, krn masih harus menunggu perkembangan hari berikutnya, dan rekomendasi dari dr. bedah. Namun begitu, lega juga hati Nining, dan tentu saja juga saya, mendengar angin surga dari dr. internis itu.
Hari Selasa, tanda-tanda ke arah sana semakin jelas, karena infusan obat antibiotik yang berhari-hari nempel dengan setia di tangan Nining (dari kiri pindah ke kanan) dan yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan ke rekening tagihan, sudah dilepas. Sehingga harapan untuk pulang semakin besar, apalagi dr. internis sudah mengeluarkan rekomendasinya bahwa hari Rabu Nining sudah boleh pulang. Tapi tetap harus menunggu rekomendasi dr. Wenda (ahli bedah) yang baru akan ketemu Rabu pagi.
Alhamdulillah, dr. Wenda pun kemudian memberikan rekomendasi yang sama dengan dr. internis, yakni Nining dianggap sudah lulus, dan boleh kembali ke rumah. Tentu saja keputusan ini disambut gembira, terutama oleh Izza, yang sepulang sekolah (Izza pulang sekolahnya jam 10 pagi), sudah ngga sabar menanti mama di rumah. Setelah urusan administrasi selesai dan nganter Iis (sang manajer keuangan) kembali ke rumah, Nining pun pulang ke rumah dengan dianter oleh tante Rati, Amih dan Cing Muhsinah. "Welcome home, mommy." Begitu barangkali kata Izza yang tak terucapkan. Yang pasti dia menyambut sang mama dengan peluk cium plus lonjak2 di tempat tidur.
Sekali lagi, kami ingin mengucapkan terima kasih atas doa dan bantuan teman-teman dan saudara-saudara semua yang telah meringankan beban kami sekeluarga, baik secara fisik, psikis maupun materil. Special thanks buat Amih (yang telah menemani Nining sejak Nining masuk rumah sakit, bahkan amih sampai hampir kambuh lagi maag-nya), Ibu (yang telah ketitipan dan antar jemput Izza selama Nining di rumah sakit, dan masih akan ketitipan selama Nining belum sembuh benar), Iis (yang telah menjadi manajer keuangan selama Nining di rawat, juga kadang2 harus meninggalkan Nabila dan Malva di rumah untuk ngejaga Nining), tante Rati dan Om Hermawan (yang nunggu saat operasi dan nganter Nining ke kembali rumah), Ipi (yang seringkali harus begadang menemani Mbak Nining, krn kebagian shift malam), Kak Mila dan Bang Awan (yang juga kebagian shift jaga, bahkan kak Mila sempat nyampoo Nining segala), Bari dan Asti (yang ngurusin urusan transfer), Mbak Endang (yang ikut nunggu saat operasi), Kak Nauval dan kak Nina (yang ikut memberikan spirit buat Nining), Eny dan Munas (yang menjenguk dan membawakan oleh-oleh dari Montreal, Eny bahkan sempat mijit segala...), teman-teman blognya Nining: Yaya, de dan Bubah (yang ikut memberikan support, baik dengan datang langsung maupun telpon), teman-teman di Montreal dan Jakarta yang telah mendoakan dan membantu kami. Last but certainly not least, terima kasih buat tim dokter dan perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, yang telah menangani Nining dengan keahlian dan keramahannya. Semoga Allah membalas kebaikan anda semua. (mz)
|