Part II: City Tour
Ketika pertama kali memasuki kota Chicago, aku sudah dibuat terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur bangunan-bangunan tua di situ. Bukan hanya kantor dan apartemen saja yang bertingkat. Tempat-tempat parkir dan jalan-jalan raya pun dibuat bersusun untuk memfasilitasi padatnya kendaraan dan penduduk. Arsitektur gedung-gedung tua di tengah-tengah kota yang dibelah oleh sungai Chicago mengingatkanku akan keindahan kota Melbourne yang dibelah oleh sungai Yara.

Chicago river
Kebetulan hotel tempat aku menginap berlokasi dekat dengan North Michigan Avenue, yang disebut-sebut sebagai shopping area-nya Chicago. Ketika keluar saat lunch break di hari pertama konferensi, aku sempat tanya ke resepsionis hotel tentang lokasi-lokasi yang layak dikunjungi. Katanya, ada Sears Tower (yang disebut merupakan gedung tertinggi di North Amerika setelah tumbangnya World Trade Center), ada Shedd Aquarium (yang diklaim sebagai aquarium terbesar di dunia), ada beragam museum (seperti Children Museum, Field Museum, Museum of Science and Industry, Museum of Contemporary Arts, dan Arts Institute of Chicago), ada John Hancock Observatorium, ada tur khusus melihat gedung-gedung tua (architectural tour), dan ada Navy Pier (sebuah lokasi wisata di pinggir danau Michigan yang menjanjikan pemandangan indah dan beragam antraksi menarik).
Waduuh... banyak banget yang layak dikunjungi, padahal aku cuman punya waktu setengah hari. Ya udah, untuk sementara aku kumpulin aja semua brosur yang ada, baru deh nanti dipilih-pilih, mana yang layak dan memungkinkan untuk dikunjungi dalam waktu yang super terbatas. Dan harus dicatet, karena musim gugur sudah hampir berakhir, siang pun menjadi sangat singkat. Di sini jam 5 sore udah masuk waktu maghrib, alias udah gelap.

'Tukang koran' di Chicago unik banget!
Setelah dari resepsionis, aku sempat jalan-jalan keluar hotel sebentar menyusuri North Michigan Avenue. Pertama, aku jalan ke arah timur menuju Chicago river, di situ aku ketemu sama agen Double Decker City Tour (DDCT) dan juga gedung Chicago Tribune yang arsitekturnya antik. Kedua, aku balik ke arah Barat, ngelihat beragam shopping center. Ada satu yang menarik perhatianku, yaitu: Disney Store!. Hem.. pikiran langsung melayang ke Montreal, beliin oleh-oleh apa ya buat Izza? Aku sempatin masuk ke situ sebentar, cuman aku ngga beli apa-apa, soalnya nggak punya banyak waktu buat milih-milih. Mendingan besok balik lagi aja deh.

Gedung Chicago Tribune dan Disney Store
Double Decker City Tour (DDCT). Sabtu siang, selesai konferensi, aku langsung menuju agennya DDCT untuk ikutan tur keliling Chicago. Sambil menunggu kehadiran bus yang katanya cuman 10 menit lagi, si agen memberi penjelasan bahwa bus akan berhenti di 13 lokasi wisata. Kita bisa turun di setiap lokasi itu dan naik bus berikutnya yang akan muncul setiap 20 menit. Dia juga ngasih tahu, kalo bahwa Sears Tower hari itu tutup karena foggy dan windy. Oh iya.. Chicago itu memang dikenal sebagai the Windy City-nya North America, mengingatkanku akan Wellington (Ibu kota New Zealand), yang juga dijuluki sebagai the Windy City. Memang sih, hari itu terasa lebih dingin dan anginnya juga lebih kencang dari hari sebelumnya. So, rencanaku untuk naik ke tower tertinggi di dunia pun batal.
Kira-kira jam 13.30, bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Bus yang datang ternyata bis tingkat tanpa atap. Ketika aku naik, sopirnya bilang, di bawah sudah ngga ada seat kosong. Rupanya, para penumpang lebih memilih duduk dan menikmati pemandangan dari lantai bawah, yang tertutup dan hangat, meskipun terhalang kaca dan ngga bisa motret-motret dengan jelas, daripada harus duduk di atas bis yang terbuka dan dingin, meskipun pemandangannya lebih bagus. Ya apa boleh buat, aku pun naik ke atas, dan di sana hanya ada beberapa gelintir penumpang saja plus pemandu wisatanya.
Double Decker Bus dan Trolley
North Michigan Avenue. Lalu bis pun berjalan menyusuri lokasi shopping area-nya North Michigan Avenue dengan dipandu seorang guide wanita kulit hitam yang dengan fasih menjelaskan beberapa mall, toko dan butik terkenal di sepanjang jalan tersebut. Ketika sampai di depan Water Tower Plaza, sang guide dengan bangganya menjelaskan bahwa di situlah Oprah Winfrey pernah tinggal. Lalu dia cerita panjang lebar tentang Oprah dan bagaimana orang-orang Chicago merasa bangga memiliki Oprah.
Lucunya, sang guide malah sama sekali ngga menyinggung soal John Hancock Observatorium yang juga berlokasi di sekitar situ. Oh ya, untungnya ada penumpang di lantai bawah turun di Water Tower, jadi aku bisa kebagian tempat duduk di bawah. Soalnya, lama-lama terpaan angin di atas bis makin terasa dingin.
Sears Tower. Dari North Michigan Avenue, kita terus berangkat menuju lokasi Sears Tower dengan melewati beberapa tempat-tempat wisata, seperti Hard Rock Cafe, Blues Hotel, dan Bloomingdale. Untuk sampai di Sears Tower, kita berhenti di beberapa lokasi. Tapi karena udara di luar agak dingin, dan menurutku keindahan gedung-gedung yang kita lewati bisa dinikmati cukup dari atas bus, jadi aku memilih stay di bus aja. Sampai di Sears Tower, kita hanya bisa ngeliat-liat sebentar dari luar (karena tutup akibat cuaca yang tidak memungkinkan). Lagian menurutku, Sears Tower itu arsitekturnya biasa-biasa aja seperti gedung-gedung bertingkat pada umumnya.

Gedung tinggi yang berwarna hitam sebelah kiri itu adalah Sears Tower.
City Hall. Lalu perjalanan pun berlanjut menuju city hall-nya Chicago yang identik dengan 'picasso'-nya. Kebetulan saat itu menjelang Halloween yang identik dengan pumpkin. Di halaman city hall, kita bisa melihat aneka dekorasi serba oranye, sampai-sampai air mancurnya pun berwarna oranye. Plus, ada beragam bentuk Jack-O-Lantern yang lucu-lucu banget.

Ini yang disebut Picasso (kiri) dan Pumpkin Crafts atau Jack-O-Lantern (kanan)
Chicago Arts Institute. Setelah memotret aneka Jack-O-Lantern, perjalanan berlanjut menuju Chicago Arts Institute dan kali ini aku turun meninggalkan bis. Gedung ini ditandai oleh sepasang singa hijau di depannya, sementara di dalamnya kita bisa menjumpai koleksi lukisan Monet. Karena nggak punya cukup banyak waktu untuk menikmati keindahan karya-karya seni koleksi disini, aku hanya menjelajahi gift shop-nya. Persis di depan gedung, ada homebase-nya Chicago Philharmonic Orchestra. Di sini juga aku hanya sempat masuk ke gift shop-nya. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 3, aku sudah harus bersiap-siap di tempat nunggu bis untuk melanjutkan perjalan ke beberapa lokasi lain.

Art Institute of Chicago
Museum Campus. Dari Chicago Arts Institute dan Chicago Philharmonic Orchestra, kita dibawa ke lokasi Museum Campus. Kali ini kendaraan yang aku tumpangi bukan lagi double decker tapi minibus yang berbentuk seperti kereta mini. Mereka menyebutnya trolley. Di lokasi ini terdapat beberapa tempat wisata: Adler Planetarium, Shedd Aquarium, Field Museum (tempat disimpannya replika berbagai binatang purba, seperti kerangka dinosaurus, dan benda-benda antropologis lainnya) dan Field Stadium.
Yang menarik, di antara Planetarium dan Shedd Aquarium ada taman di pinggir danau Michigan di mana kita bisa melihat pemandangan gedung-gedung bertingkat khas kota Chicago. Menurut tour guide, di taman yang nggak begitu luas itu, seiring diadakan pesta pernikahan karena latar belakangnya th kota Chicago. Eh benar aja, baru selesai sang guide ngejelasin, melintaslah sepasang pengantin untuk photo di taman tersebut.

Chicago dari kejauhan dan Shedd Aquarium
Navy Pier. Selesai mengunjungi Field Museum dan Aquarium, jam sudah menunjukkan 16.30, yang artinya sebentar lagi waktu berbuka. Maka segeralah aku menuju ke tempat nunggu bus lagi. Dari sini, troly membawaku menuju ke lokasi Buckingham Fountain, tapi sayang air mancurnya udah nggak beroperasi menjelang winter. Terus ke Navy Pier, yaitu wisata pinggir danau. Di sini juga ada Children Museum yang hari itu masih semarak dengan beragam hiasan menyambut Halloween.
Sampai di last stop, waktu sudah menunjukkan 17.15. Maka sambil 'ngabuburit' aku jalan-jalan menyusuri Chicago river sambil memotret beberapa gedung yang layak dipotret. Lalu, dalam perjalan kembali ke hotel aku mampir ke Disney store, cari oleh-oleh buat Izza. Setelah ngelihat-lihat, akhirnya aku pilih sweater merah bergambar Winnie The Pooh. Di samping gambar dan warnanya bagus, yang lebih penting lagi, tuh sweater juga lagi diskon .. he..he..he..

Di depan Wreckler building dan Mini Chapel di North Michigan Ave.
Bye-bye Chicago. Sebelum menuju ke airport, aku sempat-sempatin juga jalan-jalan pagi di sekitar hotel dan naik Chicago City Trolley (layanan trolley gratisan yang disediakan oleh Pemkot Chicago) ke Navy Pier. Lalu aku menuju ke airport, kali ini ngga naik 'share taxi', tapi naik subway (soalnya belum sempat naik subway selama di Chicago)yang sekaligus bisa menghemat anggaran taxi. Bayangkan hanya dengan modal $2 saja, aku sudah bisa nyampe airport bahkan dengan waktu tempuh yang relatif lebih cepat.
Sekitar jam 15.40 waktu setempat, aku meninggalkan Chicago dengan menumpang pesawat Air Canada. Tiba di Montreal airport sekitar jam 19.00. Begitu keluar dari pintu imigrasi, ada seorang anak kecil terlepas dari ibunya dan berlari menghampiriku, sambil berteriak dan lalu memelukku:
"Daddy... daddy... I miss you", katanya.
"Oh...Izza... I miss you too..." kataku sambil membalas memeluknya. Sementara orang-orang di sekitar kami, termasuk mamanya Izza, tersenyum melihat "adegan" itu.
Sampai di rumah, waktu aku kasih sweater Winnie The Pooh-nya dan Izza melihatnya, dia langsung nyiumin sweater barunya.
"Thanks daddy, I like it..." katanya.
Aduh .. siapa yang ngga berbunga hatinya kalau pemberiannya diterima dengan reaksi yang begitu spontan oleh orang yang menerima, menunjukkan bahwa dia senang dengan pemberian kita. Apalagi orang itu adalah anak kita sendiri. Dan ternyata tidak berhenti sampai di situ. Dia langsung menghampiriku, lalu memeluk dan menciumku dan bilang berulang kali :
"Thanks for buying me Winnie the Pooh sweater, daddy, I really like it...". Dan saking senangnya, sampai-sampai besok pagi-nya langsung dia pake ke sekolah.
Notes:
Welcome back to Montreal buat Bubah alias Maknyak alias Ibah. Semoga Beranda Rumah Kita-nya segera hidup kembali.
'Met ultah untuk Mbak Ulya, all the best for you!.
Kami baru saja menerima konfirmasi mengenai sebuah kabar duka, telah meninggal dunia karena sakit, Trisnayanda, suami dari teman saya Indira Miranti. Semoga Indira, anak-anak dan keluarga diberi kekuatan menghadapi cobaan ini. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, diampuni dosanya, dan dilipatgandakan pahalanya. Amin
|