
Part I: Imigrasi & Konferensi
Minggu lalu saya (baca: MZ) berkesempatan berkunjung ke Chicago untuk menghadiri sebuah konferensi. Sebenarnya agak deg-degan juga sih mau berangkat ke US, bukan karena ngeri naik pesawat terbang, tapi karena mengingat banyak kasus orang yang memiliki nama seperti saya tertimpa masalah di imigrasi Amerika. Bahkan ada yg sampe masuk penjara segala. Tapi dengan niat menjalin silaturahmi dengan pihak panitia, yang sudah dua kali mengundang (yang pertama saya gagal berangkat karena visa US-nya belum keluar), dan dengan bismillah dan doa istri di rumah (cie...) .. jadilah saya berangkat ke US.
Jumat pagi (jam 1/2 4) saya berangkat meninggalkan Izza (yang masih tidur) dan mamanya untuk menuju ke airport. Baru sampai di meja check in Air Canada di Montreal Airport, saya sudah mulai mendapat perlakuan "khusus". Ketika saya sodorkan passport (skrg di North Amerika untuk naik pesawat kita ngga perlu bawa tiket lagi, karena sudah berlaku tiket elektronik), dan kemudian dibuka sang petugas, dia langsung membawa passport saya ke kantornya. Terus ngangkat telpon. Ntah siapa yg ditelponnya. 10 menit kemudian dia balik lagi ke meja check in. Lalu saya tanya:
"Is there any problem, sir?"
"No. I don't find any problem. I just have to check your name. I'm sorry to do this, because you have an unpopular name..." katanya sambil minta maaf.
Saya pun hanya bisa terseyum getir. (catet: unpopular name katanya, bukannya malah too popular).
Lalu saya dipersilakan menuju ke antrian untuk boarding. Sambil diberitahu bahwa sebelum boarding saya akan diinterview di imigrasi Amerika (yang berada di Montreal Airport. (another special treatment, huh..?).
Dan benar, setelah lewat pintu imigrasi, saya di-"giring" ke ruangan interview. Sementara calon penumpang lain bisa langsung menuju gate tempat boarding.
Di ruangan interview (waktu saya masuk, kelihatannya saya adalah pengunjung pertama di ruang tersebut pagi itu), saya ditanya macam-macam soal tujuan ke US, tempat tinggal di Montreal, kerjaan di Montreal, sampe nama, usia dan nomer telpon ortu di Jakarta. Terakhir saya diminta "berpose" (ckrek...ckrek...) dan diminta cap telunjuk (baca: sidik jari) kiri-kanan.
Well..., meskipun agak kurang enak diperlakukan khusus kayak gitu, tapi terus terang karena beberapa hal saya masih bisa memendam kecewa dengan perlakuan itu. Pertama karena petugas-petugas yang melayani cukup ramah dan ngasih penjelasan apa dan kenapa mereka lakukan (intinya sih mereka hanya melaksanakan tugas, katanya). Kedua, mungkin karena pengalaman saya ini (yang "hanya" butuh waktu sekitar 1/2 jam buat diinterview), lebih baik dari pengalaman teman2 yg perlu waktu 2 jam-an di tempat yang sama. Ketiga, mungkin juga karena saya terlalu excited buat ke Chicago dan sudah tahu resiko bakal diperlakukan khusus, jadi udah siap mental ceritanya.
Akhirnya setelah terbang selama sekitar 2 jam, saya pun sampe di O'Hare International Airport, Chicago. Alhamdulillah, di O'hare airport ini ngga ada lagi perlakuan khusus buat saya, jadi bisa langsung keluar.
Lalu saya pun cari taksi untuk menuju downtown Chicago menuju lokasi konferensi. Di tempat nunggu taksi saya nanya ke petugas:
"How long will it take to down town Chicago?"
"Approximately 1 hour", katanya.
Terus saya Tanya lagi.
"How much will it cost me, approximately?"
"It's about thirty to thirty five $", katanya.
Tapi terus dia bilang juga:
"But, if you want to share a ride, you will only have to pay $19"
"What..?" kataku ngga ngerti. Apa sih yang dia maksud dengan "share a ride"
Lalu dia jelasin:
"see that cab...?" katanya sambil nunjuk ke arah mini van taksi.
"that cab will take you to down town and will cost you $19, but you have to share a ride with other passangers."
"Well... Ok. I don't mind to share a ride..." kata saya sambil jalan ke arah taksi yg ditunjuk tadi.
Ternyata di dalamnya sudah ada seorang penumpang yg juga mau ke down town. Setelah aku masuk dan nunggu satu penumpang lain kita pun berangkat menuju down town Chicago.
Di dalam taksi saya hanya tersenyum-senyum sendiri, ngga pernah membayangkan ternyata ada juga taksi patungan di Chicago ini. Mengingatkan saya akan pengalaman naik taksi di Bukit Tinggi tahun lalu. Tapi bersyukur juga sih, jadi anggaran buat taksi bisa dihemat.
Sekitar jam 9.30 pagi saya tiba di Best Western Inn Chicago, tempat berlangsungnya konferensi. Setelah nitip barang bawaan di receptionist, karena belum waktunya untuk check-in room, saya langsung menuju ke ruang pertemuan, karena acara pembukaannya sudah berlangsung jam 8.30.
Best Western Inn & Chicago Taxi
Kebetulan saya baru kebagian giliran bicara hari Sabtu pagi, jadi hari itu saya hanya menjadi 'pendengar yang baik' sambil terkantuk-kantuk, karena malamnya Izza baru tidur jam 11 lewat, sementara saya harus bangun jam 2.30 buat sahur dan persiapan ke airport. Ketika peserta yang lain sedang lunch break, saya sempat jalan-jalan di sekitar hotel, di samping buat ngisi waktu, juga buat ngilangin rasa ngantuk. Kebetulan udara di luar hari itu lumayan hangat dibandingin sama Montreal yg udah mulai "adem".
Suasana saat conference
Konferensi berakhir hari Sabtu siang. Lalu acara pun berlanjut dengan tour of Chicago. Mau tau ceritanya...? Tunggu tulisan berikutnya...
|