Z u h d i ~ f a m i l y
|
|
|
November 29, 2004
Geordie, Theatre For Young Audiences
Sebenernya cerita ini dari sisi waktu udah agak basi, tapi berhubung pengalaman nonton teater anak-anak belum pernah ditulis, jadi ya sekarang aja deh .. sekalian buat arsip ...
Kejadian awalnya kita bisa nonton teater anak-anak emang nggak disengaja. Berawal ketika emzet dapat door prize sewaktu jadi panita sebuah konferensi. Kebetulan hadiahnya 2 kali nonton teater anak-anak dari Geordie Production dan masing-masing dapat 4 tiket .. Wow..
Kalo diliat dari segi umur, sebenernya sih belum ada judul yang betul-betul pas untuk Izza yang waktu itu masih 2 tahun. Bahkan terpikir kita mau kasihin aja ke temen yang punya anak yang sudah agak gedean. Tapi itung-itung buat nambah pengalaman Izza,... jadi deh kita nonton sendiri (pelit ya.. he..he..), plus Mbak Yasa dan juga Bubah.
Geordie Production sendiri menyebut dirinya sebagai theatre company, tapi non profit organization. Sesuatu yang masih asing di telingaku, baik dari jenis organisasinya yang bergerak dibidang teater, ditujukan untuk anak-anak, dan non profit pula .. huibat... Mungkin kalo di Indonesia ini seperti teater Koma-nya Ratna Riantiarno ya... cuman kalo teater koma kayaknya profit organization ya .. dan untuk orang dewasa.
Ngobrol-ngobrol sama Bubah, mulai deh mengkhayal-khayal, kalo di Indonesia juga ada teater untuk anak-anak. Dan lakonnya tuh seperti bawang merah bawang putih, ato cerita si kancil .. ato yang lainnya, kan banyak sekali cerita daerah yang menarik ato cerita nabi-nabi ..hemm.. asik kali ya .. mungkin generasiku aja nggak terlalu familiar banget sama cerita-cerita gitu, gimana generasinya Izza ya, dia malah sangat familar sama cerita Donal dan Mickey, dan sekarang lagi tergila-gila sama Dora dan Blues Clues. Wah boleh juga tuh Bubah, nanti kalo pulang sama Pak De bikin teater anak-anak.
Dinegeri asalnya, Inggris, pertunjukan tetaernya selain ditujukan untuk anak-anak, juga ditujukan untuk dewasa. Tapi yang di Montreal, sepertinya khusus ditujukan ke young audiences aja. Selain menggelar pertunjukan, mereka juga punya sekolah teater dan rutin melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah.
The Ant & The Grasshopper
Karena kita punya kesempatan 2 kali nonton gratis, jadi kita pilih The Ant & The Grasshopper (sekitar bulan Februari 2004) sebagai pilihan pertama. Nontonnya nggak jauh dari rumah, di The DB Clarke Theatre di Concordia University. Awal-awal masuk ruang pertunjukan, Izza masih belum 'ngeh' akan apa yang terjadi .. jadi sepertinya dia pikir kita mo piknik aja, buka perbekalan dan makan sama mbak Yasa. But once lampu sudah mulai dimatikan.. dia nggak mau duduk sendiri alias dipangku sama aku dengan arah berlawanan dengan panggung.
Bisa dimengerti suara ants yang diperankan tiga bapak-bapak berjenggot yang menggelegar bikin dia keder. Tapi pelan-pelan aku certain apa yang terjadi dipanggung, sekali-kali dia ngintip, tapi rupanya dia senang dengan the grasshopper yang suka menyanyi, akhirya lama-lama dia mau duduk dengan benar dan bisa menikmati. Dari sisi tata panggung sesungguhnya sangat sederhana, setting panggungnya tuh bolak balik, jadi kalo mo ganti tinggal diputer aja .. sementara pemainnya juga cuman 4 orang .. tapi lumayan menarik lho .. Lagu yang masih diinget dari pertunjukan ini sama Izza .. put it back..put it back ..put it back.. pas para semut memunguti makanan yang tersebar ...
Robinson Crusoe
Pertunjukan kedua yang kita tonton adalah Robinson Crusoe (sekitar bulan Mei 2004). Kali ini susunan penontonnya berganti dari mz ke Bubah .. Secara alur cerita, tontonan ini terlalu berat buat Izza, karena memang ditujukan untuk anak 7 tahun keatas. Tapi dia udah gak terlalu kaget lagi pas lampu dimatiin, cuman pas keliatan dia udah nggak interest lagi sama yang ada dipanggung, dia malah asik sendiri maenan lipet-buka bangku .. yah lumayan lah dia dapat kesibukan sendiri, aku udah takut aja kalo dia nangis karena bosen.
Selain dua judul diatas, yang juga mereka telah tampilkan selama setahun ini adalah High School Touring Play, Hansel and Gretel, Marry's Wedding, Bluenose, sementara yang belum adalah Charlotte's Web, Danny, King of the Basement, dan Brahm and the Angel.
Sebetulnya kepengen sekali nonton lagi, tapi harganya lumayan mahal untuk student's budget. Untuk family package (3 shows @4 tiket) $9 per orang ato berarti 4 tiket x 3 pertunjukan x $9, berapa tuh.. tapi kalo tiket satuan, untuk anak-anak $12.50 per tiket dan untuk dewasa $15 per orang, jadi mikir-mikir deh, ya tolong di doain deh, semoga kita dapet door prize lagi Amiiiin.. he..he.. maunya .. ya
|
November 20, 2004
Le Defile Du Pere Noel *)
*) Santa Claus Parade
Sabtu siang minggu lalu, ada satu acara menarik di Montreal, terutama buat anak-anak, yaitu Santa Claus Parade. Parade ini menandai dimulainya Christmas Shopping, makanya sponsor-sponsornya berasal dari berbagai pusat perbelanjaan disepanjang daerah Saint Catherine street (antara Du Fort street dan Saint Urbain street).
Kebetulan kita tinggal di downtown (cie... biar apartemennya kecil mungiiiil, tapi di downtown bo'.. ..he..he..) Jadi untuk liat parade ini kita cukup melangkah 2 blok dari rumah. Kali ini yang mo liat parade aku sama Izza, sementara daddy lagi sibuk bungkusin lumpia yang akan di bawa ke Ottawa siang nanti (bravo..daddy..!!). Tapi kita janjian juga sama Tante Debby.
Jam 11 kita udah berdiri di Saint Catherine street, tapi ternyata paradenya belum nyampe. Maklum, mereka kan baru mulai bergerak dari Du Fort street jam 11, so kira-kira 15 menit kemudian baru deh yang kita tungggu-tunggu muncul. Walopun suhu udara itu lumayan dingin, sekitar minus 7' C meski ada matahari, tapi karena kita cuma berdiri ato duduk saja, jadi tambah kerasa dingin. Cuman karena udara disini memang begini, yah nggak boleh nyerah dong. Malah harus berpikir, this is nothing compare to 1 or 2 months later. Antusias penonton yang kebanyakan anak-anak juga terlihat, sekalipun mereka berbalut pakaian tebal, dan kebanyakan cuman keliatan muka ato matanya saja.
Parade akan berlangsung sekitar satu jam dan Santa Claus baru muncul diakhir parade. Selain Santa Claus, yang ditungu-tunggu juga Annie Brocoli, katanya .. katanya lho .. (aku soale nggak kenal si..) dia itu bintang terkenal dikalangan anak-anak, mungkin pendongeng dan pemain film yang berasal Quebec, .. ada hubungan apa ya sam Edi Brocoli? He..he..
Buat Izza yang awalnya tereak-tereak 'I don't like santa claus', 'I don't like clown' waktu diajak nonton parade sinterklas (dia emang sering gitu tuh ..), akhirnya toh bisa bertahan sampai akhir dengan cukup antusias. Berkali-kali dia merelakan pipinya dicowel ato berjabat tangan dengan para peserta parade yang ramah dan berpakaian lucu-lucu. Dia juga sibuk membalas lambaian tangan peserta pawai dari kendaraan mereka. Tapi dari keseluruhan acara, yang paling berkesan buat Izza adalah, waktu ada rombongan polisi berkuda yang kudanya 'kaka' ato 'po-po' dijalan. Banyak peserta tertawa melihatnya, untung dibelakang barisan kuda sudah siap satu mobil polisi bak terbuka yang siap membersihkannya. Kalo nggak ... bauuuuu ya Za ...
Oke segitu dulu ceritanya, ini dia beberapa foto-fotonya
Snowmen (kiri), Barisan kuda, mana ya yang kaka ..
Clowns
Dancing in the street
Fire engine-nya antik (kiri), lokomotif (kanan)
Ini yang ditunggu-tungu : Annie Brocoli (kiri), Santa Claus (kanan)
Ini dia penontonnya : Tante Debby dan Izza, fotografernya gak keliatan he.he..
|
November 17, 2004
Idul Fitri di Ottawa
First of all, kita ber-3 sekali lagi mo mengucapkan, Selamat Idul Fitri 1425 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Alhamdulillah, tahun ini kita berkesempatan sholat Id di KBRI Ottawa dan ikutan makan-makan di open house-nya Bapak Dubes Ekky (eh udah nggak lagi ya, tapi belum ada gantinya tuh).
H-1, sekitar jam 3 siang, kita naik bis dari Montreal menuju Ottawa, sengaja pergi sehari sebelum, supaya pas lebaran, kita nggak datang telat dan sekaligus juga bisa lebih fresh. Sampe di Ottawa sekitar jam 6 sore, kita dijemput sama Pak Iswan, Mas Dimas, dan Mas Dadang dan langsung dibawa ke rumahnya Pak Iswan. Disana kita ketemu sama Mbak Ratna, (istrinya Pak Iswan), Fahim dan Mirza (anaknya Pak Iswan), en Panji (temannya Fahim). Fahim tuh seusia Izza, kirain bakalan cs gitu ya kalo ketemu, eh yang ada mereka nggak akur he..he.. biasalah... anak-anak, masalah sharing maenan dll, yah mungkin juga karena masih belum pada kenal aja.
Setelah makan malam, kita diantar ke penginapan. Namanya Doral Inn, tapi kalo ditanya lokasinya dimana, hi..hi.. nggak inget aku .. ya kira-kira 5 menit naik mobil dari KBRI. Namanya tempat baru dan suasana baru, pasti perlu waktu buat penyesuaian. Awalnya Izza bilang mau pulang aja, mau pipis di rumah, katanya.. ya ampuunn .. pusing nggak sih, tapi setelah dia merasakan nikmatnya loncat-loncat di atas kasur, plus ngelihat channel kartun di TV, baru deh dia nggak protes.
Di penginapan, mejeng di depan Dora
Pagi-pagi jam 8.30 kita dijemput sama Om Dimas dan langsung menuju ke KBRI.. Wuih... ternyata tempat sholatnya udah penuh, apalagi yang buat cewek, aku sama Izza nggak kebagian di auditorium, tapi dapat di sebelah dapur yang sudah disulap jadi tempat sholat. Nggak masalah sih, kecuali karena di situ nggak ada speakernya, jadi kayaknya suasananya kurang menyatu dengan suasana takbir di auditorium. Nggak lama rombongan Montreal yang naik bis jam 6.30 pagi tadi, sampai di KBRI.
Peserta sholat Id di situ ternyata bukan cuma orang Indonesia aja, tapi banyak orang asingnya juga. Hari itu yang baca ayat suci Al-Qur'an (sebelum solat) adalah Syeikh dari Mesir, yang jadi Imam berasal dari Republik Comoro yang suaranya kenceeeng banget. (Quiz-1 : dimanakah Republic Comoro itu berada? ini bukan negara becandaan lho ..). Menurut cerita-cerita orang yang sholat di auditorium, banyak anak kecil nangis karena suaranya yang terlalu kenceng itu he..he.. Sementara khatibnya dari Indonesia, pake bahasa Arab, Inggris dan Indonesia.
Setelah sholat, aku sama Izza pindah ke deket auditorium, yah nyempil-nyempilin diri lah, daripada nggak denger sama sekali. Ups ternyata salah, deket dengan auditorium bukan berarti malah jadi dengerin ceramah lho, soalnya banyak ketemu temen-temen dari Montreal. Yah seneng bisa ketemu lagi, salam-salaman, mmuah..mmuah dikit, dan ngobrol banyak hee..he.. ups ..jangan dicontoh ya .. jadi jangan ditanya ya apa isi ceramahnya ..he..he.. Tapi ternyata Izza dengerin lho, dan nanya :'whose voice is that, mommy?'.
Pas ceramahnya pake bahasa Indonesia, jamaah yang bukan orang Indonesia mulai meninggalkan ruangan, so ada kesempatan untuk bener-bener masuk ke auditorium dan Izza tereak '...daddy.!!' , he....he... Setelah ceramah selesai, acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman dan juga berfoto-foto ria.
Jamaah sholat Id (kiri), Khatib Idul Fitri (kanan)
Sama Pak Ekky (kiri), Pak Budi, Daddy n Izza, Mbak Tatik, Om Zafar, n Om Munas (kanan)
Zuhdi fam and Salut fam (kiri), Sama Om Ali Munhanif dan Tante Yayah (Kanan) Quiz-2: Ayo tebak, anaknya mereka berapa ..?
Karena acara open house di Wisma baru mulai sekitar jam 12 siang, jadi kita mampir lagi ke rumahnya Pak Iswan, sekalian untuk jemput keluarganya. Setelah itu kita keliling, karena ternyata banyak orang Indonesia di Ottawa yang melakukan open house. Jadilah kita berkenalan dan kemudian .. langsung makaaaaan .. (malu-maluin ya .. baru kenal langsung numpang makan.. tapi gile.. enak-enak bo'..! he..he..). Ngerasain suasana kayak gini berikut makanan khasnya, bener-bener kayak berlebaran di Indonesia banget deh, apalagi ini pertama kalinya aku ngerayain lebaran di Ottawa (mz udah dua kali). Bahkan denger-denger orang kedutaan juga dapat libur seminggu lho, bisa mudik tuh he..he.., enduanggg banget gak sih ..he..he..
Setelah itu kita menuju ke Wisma, eits .. ternyata rombongan Montreal sudah datang dan sudah mulai acara makannya. Wah yummy..yummy .. makanannya.. tapi berhubung sebelumnya perut sudah sempat diisi dengan nasi, sambel goreng kentang udang, rendang, gulai kambing dll,.. jadi aku bisa ja-im dikit he..he.. dikit aja, soalnya masih ada siomay, empek-empek, dan es teler. Sementara Izza karena belum makan, dia pilih nasi sama fried chicken dan juga chocolate cake. Slurpppp...
Sebagian kontingen Montreal
Suap tidak dilarang disini! (kiri), yummy chocolate cake (kanan)
Acara paling menarik adalah pembagian hadiah, sebetulnya sih ditujukan untuk yang anak-anak yang berpuasa. Tapi akhirnya semua anak-anak di bawah 12 tahun dapat hadiah dari Pak Eki (mewakili Pengajian Ottawa) .. kalo nggak, pada ngiri-ngirian dong ya .. . Lucu banget ngeliatin anak-anak berkumpul dengan tatapan penuh harap, termasuk Izza. Takjub dan deg-degan juga ngeliat Izza mau berdiri di barisan, ngantri dan nunggu giliran diwawancarai oleh Pak Ekky sebelum menerima hadiah. Pas giliran Izza :
"What's your name"
"Izza" .. , suaranya terdengar mantap lewat microphone. Lega dan bangganya selangit bo'..
"What's your father's name?", dalam hati aku udah pede banget kalo Izza bisa menjawab dengan mantap, itu kan pertanyaan sehari-hari, keciiil.. . wakss.. ternyata ... Izza menjawab
"Daddy.."
Spontan orang-orang pada ketawa mendengar jawaban itu, dan itu ternyata bikin izza kaget dan langsung nangis.. walopun agak 'gelo' karena Izza nggak jawab dengan benar, tapi kita terharu banget. Maklum lah ini pertama kalinya buat Izza diwawancarai dan ngomong di depan umum, pake mikrofon pula, jadi bisa mendengar suaranya sendiri menggelegar, en pake acara diketawa-in di depan umum lagi ... aduh sapa yang nggak grogi ya .. Oh my little girl....
Tatapan penuh harap dari anak-anak (kiri), izza pas lagi ditanyain Pak Ekky (kanan)
Abis itu kita pulang ke Montreal, cuman kali ini kita nebeng sama bis rombongan Montreal, karena kebetulan ada seat kosong. So tiket bis return yang sudah terlanjur dibeli, kita berikan ke Om dimas. Kita juga sempat mampir ke Parliament House sebentar, yang hampir menyebabkan Om Amir ketinggalan bis ... Selama di bis, Izza duduk dan maen-maen seru banget sama Nadya, walopun banyak penumpang laen yang tidur pules .. dengan perut kekenyangan .. mungkin juga karena ada musik pengantar tidur dari Om Munas en the gank. Setelah sampai di Montreal dan turun dari bis, baru deh Izza tertidur. Terimakasih untuk Pak Salut dan keluarga yang sudah bela-belain anterin kita dari metro Lionel-Groulx sampe rumah, jadi kita nggak terlalu capek gotong-gotong Izza..
Bongkar hadiah (kiri), Maen di bis sama Nadya (kanan)
Notes :
1. Makasih untuk Om Zafar dan Bubah atas hasil jepretannya.
2. Kalo mao lihat koleksi photo lebaran kami, silakan klik di sini.
Jawaban Quiz :
(1) Republic Comoro terletak di antara Madagascar Utara dan Mozambique Utara, di Afrika Selatan.
(2) udah 3 bo'!
|
November 15, 2004
Dari KBRI Ottawa
S I A R A N P E R S
Kedutaan Besar Republik Indonesia
55 Parkdale Avenue, Ottawa, ON K1Y-1E5
T: (613) 724.1100 - F: (613) 724.1105
PERAYAAN IDHUL FITRI DI KANADA
Hari Minggu, 14 November 2004, tepat pukul 09:15 EST, masyarakat Indonesia bersama-sama ratusan umat Islam dari berbagai bangsa melaksanakan ibadah shallat Ied di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa.
Ruang serbaguna Caraka Nusantara yang berkapasitas 350 orang menjadi ruang utama, namun karena hadirin mencapai hampir 900 orang, maka lobby, ruang tamu, ruang makan dan perpustakaan KBRI Ottawa dipersiapkan untuk shallat Ied tersebut. Banyaknya orang asing dari Malaysia, Brunei, Pakistan, Somalia, Mauritania, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Kuwait dan negara-negara Islam lainnya yang shallat Ied di KBRI Ottawa ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa KBRI Ottawa adalah satu-satunya Kedubes yang menyelenggarakan shallat Ied, sementara kedubes negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya hanya menyarankan warganya untuk shallat di mesjid raya Ottawa, atau mesjid-mesjid lain di Ottawa dan sekitarnya.
Bertindak sebagai khatib adalah tokoh pemuda Indonesia dari Montreal, Muhammad Zuhdi, sedang imam shallat Ied adalah Sheikh Yosouf dari Mauritania. Sebelum shallat Ied diadakan pembacaan ayat-ayat suci yang dipimpin oleh Sheikh Abdul Halim dari Universitas Al Azhar Mesir yang kebetulan sedang berada di Ottawa.
Dalam khotbahnya, khatib Zuhdi mengawali dengan ucapan bela sungkawa atas wafatnya pemimpin besar bangsa Palestina, Yasser Arafat dan mendoakan agar bangsa Palestina senantiasa diberi ketabahan dan kegigihan dalam memperjuangkan kemerdekaannya secara damai. Selanjutnya khatib mengingatkan bahwa saat ini umat Islam menghadapi 3 tantangan, yaitu tantangan kultural, tantangan eksternal (politik) dan tantangan internal. Tantangan yang bersifat kultural terjadi karena kemajuan sektor iptek yang memfasilitasi penyebaran segala macam bentuk hiburan dan kemewahan, sehingga jika kita tidak waspada akan terperosok kedalam kubangan materialisme dan hedonisme. Tantangan eksternal yang bersifat politis adalah meningkatnya kecenderungan diskriminasi terhadap umat Islam yang berangkat dari kedangkalan pemahaman masyarakat non-Muslim terhadap Islam, atau dapat juga ada kekuatan tertentu yang dengan sengaja menyebarkan informasi dan pemahaman yang keliru terhadap Islam dengan tujuan utama memojokkan umat Islam. Tantangan ketiga adalah adanya perbedaan aliran pemikiran atau tafsir tentang Islam di kalangan Islam sendiri. Situasi ini menciptakan dikotomi Islam fundamentalis dan islam liberal. Kubu fundamentalis menampakkan kecenderungan untuk berkeras terhadap apa yang diyakininya sebagai pelaksanaan ajaran Islam yang paling benar, sehingga pada prakteknya kerapkali membenarkan penggunaan kekerasan. Di sisi lain, kubu liberal memperlihatkan pola penafsiran yang nampaknya menisbikan hampir seluruh ajaran agama, sehingga terkesan sangat permisif terhadap kehidupan beragamanya.
Khatib Zuhdi mengingatkan bahwa Indonesia harus dapat menjadi pelopor dalam praktek beragama yang moderat dan tidak terombang-ambing diantara dua kutub tersebut. Dengan kata lain, sikap moderat adalah pilihan yang paling tepat karena hal itu berangkat dari inti ajaran Islam sendiri yang menegaskan bahwa penggunaan kekerasan sedapat mungkin harus dihindari dan sikap hedonisme materialistis harus dijauhi karena bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Duta Besar RI untuk Kanada, Eki Syahrudin menyampaikan bahwa khotbah tersebut sangat tepat dan kontekstual dengan kenyataan dewasa ini. Lebih penting lagi, khotbah tersebut juga telah menggambarkan sikap umat Muslim Indonesia yang berpikiran dan bersikap moderat.
Dubes Eki menambahkan bahwa bagaimanapun dunia telah mengakui bahwa Muslim Indonesia telah membuktikan sikap moderatnya dengan keberhasilan pelaksanaan pemilu yang baru saja usai, sehingga dunia kini menyakini bahwa Indonesia merupakan pelopor dalam kehidupan demokratis di dunia Islam. Kepeloporan tersebut juga ditunjukkan pada pelaksanaan shallat Ied kali ini, dimana Indonesia manjdi satu-satunya negara yang menyelenggarakan shallat Ied secara berjamaah dan dihadiri oleh berbagai bangsa yang tinggal di Kanada.
Keberhasilan pelaksanaan shallat Ied ini tidak terlepas dari jerih payah seluruh aktivis majelis pengajian Indonesia di Ottawa yang dipimpin oleh Nur Iswan, staf pensosbud KBRI Ottawa.
|
November 13, 2004
DARI MONTREAL
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN
|
November 11, 2004
TURUT BERDUKA
Kami turut berbela sungkawa atas wafatnya Pemimpin bangsa Palestina Yasser Arafat.
Semoga pengorbananya tidak sia-sia dan bangsa Palestina dapat kembali memperoleh hak-hak mereka secara damai.
Ma'assalamah Ya Aba 'Ammar.
|
November 10, 2004
Part II: City Tour
Ketika pertama kali memasuki kota Chicago, aku sudah dibuat terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur bangunan-bangunan tua di situ. Bukan hanya kantor dan apartemen saja yang bertingkat. Tempat-tempat parkir dan jalan-jalan raya pun dibuat bersusun untuk memfasilitasi padatnya kendaraan dan penduduk. Arsitektur gedung-gedung tua di tengah-tengah kota yang dibelah oleh sungai Chicago mengingatkanku akan keindahan kota Melbourne yang dibelah oleh sungai Yara.
Chicago river
Kebetulan hotel tempat aku menginap berlokasi dekat dengan North Michigan Avenue, yang disebut-sebut sebagai shopping area-nya Chicago. Ketika keluar saat lunch break di hari pertama konferensi, aku sempat tanya ke resepsionis hotel tentang lokasi-lokasi yang layak dikunjungi. Katanya, ada Sears Tower (yang disebut merupakan gedung tertinggi di North Amerika setelah tumbangnya World Trade Center), ada Shedd Aquarium (yang diklaim sebagai aquarium terbesar di dunia), ada beragam museum (seperti Children Museum, Field Museum, Museum of Science and Industry, Museum of Contemporary Arts, dan Arts Institute of Chicago), ada John Hancock Observatorium, ada tur khusus melihat gedung-gedung tua (architectural tour), dan ada Navy Pier (sebuah lokasi wisata di pinggir danau Michigan yang menjanjikan pemandangan indah dan beragam antraksi menarik).
Waduuh... banyak banget yang layak dikunjungi, padahal aku cuman punya waktu setengah hari. Ya udah, untuk sementara aku kumpulin aja semua brosur yang ada, baru deh nanti dipilih-pilih, mana yang layak dan memungkinkan untuk dikunjungi dalam waktu yang super terbatas. Dan harus dicatet, karena musim gugur sudah hampir berakhir, siang pun menjadi sangat singkat. Di sini jam 5 sore udah masuk waktu maghrib, alias udah gelap.
'Tukang koran' di Chicago unik banget!
Setelah dari resepsionis, aku sempat jalan-jalan keluar hotel sebentar menyusuri North Michigan Avenue. Pertama, aku jalan ke arah timur menuju Chicago river, di situ aku ketemu sama agen Double Decker City Tour (DDCT) dan juga gedung Chicago Tribune yang arsitekturnya antik. Kedua, aku balik ke arah Barat, ngelihat beragam shopping center. Ada satu yang menarik perhatianku, yaitu: Disney Store!. Hem.. pikiran langsung melayang ke Montreal, beliin oleh-oleh apa ya buat Izza? Aku sempatin masuk ke situ sebentar, cuman aku ngga beli apa-apa, soalnya nggak punya banyak waktu buat milih-milih. Mendingan besok balik lagi aja deh.
Gedung Chicago Tribune dan Disney Store
Double Decker City Tour (DDCT). Sabtu siang, selesai konferensi, aku langsung menuju agennya DDCT untuk ikutan tur keliling Chicago. Sambil menunggu kehadiran bus yang katanya cuman 10 menit lagi, si agen memberi penjelasan bahwa bus akan berhenti di 13 lokasi wisata. Kita bisa turun di setiap lokasi itu dan naik bus berikutnya yang akan muncul setiap 20 menit. Dia juga ngasih tahu, kalo bahwa Sears Tower hari itu tutup karena foggy dan windy. Oh iya.. Chicago itu memang dikenal sebagai the Windy City-nya North America, mengingatkanku akan Wellington (Ibu kota New Zealand), yang juga dijuluki sebagai the Windy City. Memang sih, hari itu terasa lebih dingin dan anginnya juga lebih kencang dari hari sebelumnya. So, rencanaku untuk naik ke tower tertinggi di dunia pun batal.
Kira-kira jam 13.30, bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Bus yang datang ternyata bis tingkat tanpa atap. Ketika aku naik, sopirnya bilang, di bawah sudah ngga ada seat kosong. Rupanya, para penumpang lebih memilih duduk dan menikmati pemandangan dari lantai bawah, yang tertutup dan hangat, meskipun terhalang kaca dan ngga bisa motret-motret dengan jelas, daripada harus duduk di atas bis yang terbuka dan dingin, meskipun pemandangannya lebih bagus. Ya apa boleh buat, aku pun naik ke atas, dan di sana hanya ada beberapa gelintir penumpang saja plus pemandu wisatanya.
Double Decker Bus dan Trolley
North Michigan Avenue. Lalu bis pun berjalan menyusuri lokasi shopping area-nya North Michigan Avenue dengan dipandu seorang guide wanita kulit hitam yang dengan fasih menjelaskan beberapa mall, toko dan butik terkenal di sepanjang jalan tersebut. Ketika sampai di depan Water Tower Plaza, sang guide dengan bangganya menjelaskan bahwa di situlah Oprah Winfrey pernah tinggal. Lalu dia cerita panjang lebar tentang Oprah dan bagaimana orang-orang Chicago merasa bangga memiliki Oprah.
Lucunya, sang guide malah sama sekali ngga menyinggung soal John Hancock Observatorium yang juga berlokasi di sekitar situ. Oh ya, untungnya ada penumpang di lantai bawah turun di Water Tower, jadi aku bisa kebagian tempat duduk di bawah. Soalnya, lama-lama terpaan angin di atas bis makin terasa dingin.
Sears Tower. Dari North Michigan Avenue, kita terus berangkat menuju lokasi Sears Tower dengan melewati beberapa tempat-tempat wisata, seperti Hard Rock Cafe, Blues Hotel, dan Bloomingdale. Untuk sampai di Sears Tower, kita berhenti di beberapa lokasi. Tapi karena udara di luar agak dingin, dan menurutku keindahan gedung-gedung yang kita lewati bisa dinikmati cukup dari atas bus, jadi aku memilih stay di bus aja. Sampai di Sears Tower, kita hanya bisa ngeliat-liat sebentar dari luar (karena tutup akibat cuaca yang tidak memungkinkan). Lagian menurutku, Sears Tower itu arsitekturnya biasa-biasa aja seperti gedung-gedung bertingkat pada umumnya.
Gedung tinggi yang berwarna hitam sebelah kiri itu adalah Sears Tower.
City Hall. Lalu perjalanan pun berlanjut menuju city hall-nya Chicago yang identik dengan 'picasso'-nya. Kebetulan saat itu menjelang Halloween yang identik dengan pumpkin. Di halaman city hall, kita bisa melihat aneka dekorasi serba oranye, sampai-sampai air mancurnya pun berwarna oranye. Plus, ada beragam bentuk Jack-O-Lantern yang lucu-lucu banget.
Ini yang disebut Picasso (kiri) dan Pumpkin Crafts atau Jack-O-Lantern (kanan)
Chicago Arts Institute. Setelah memotret aneka Jack-O-Lantern, perjalanan berlanjut menuju Chicago Arts Institute dan kali ini aku turun meninggalkan bis. Gedung ini ditandai oleh sepasang singa hijau di depannya, sementara di dalamnya kita bisa menjumpai koleksi lukisan Monet. Karena nggak punya cukup banyak waktu untuk menikmati keindahan karya-karya seni koleksi disini, aku hanya menjelajahi gift shop-nya. Persis di depan gedung, ada homebase-nya Chicago Philharmonic Orchestra. Di sini juga aku hanya sempat masuk ke gift shop-nya. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 3, aku sudah harus bersiap-siap di tempat nunggu bis untuk melanjutkan perjalan ke beberapa lokasi lain.
Art Institute of Chicago
Museum Campus. Dari Chicago Arts Institute dan Chicago Philharmonic Orchestra, kita dibawa ke lokasi Museum Campus. Kali ini kendaraan yang aku tumpangi bukan lagi double decker tapi minibus yang berbentuk seperti kereta mini. Mereka menyebutnya trolley. Di lokasi ini terdapat beberapa tempat wisata: Adler Planetarium, Shedd Aquarium, Field Museum (tempat disimpannya replika berbagai binatang purba, seperti kerangka dinosaurus, dan benda-benda antropologis lainnya) dan Field Stadium.
Yang menarik, di antara Planetarium dan Shedd Aquarium ada taman di pinggir danau Michigan di mana kita bisa melihat pemandangan gedung-gedung bertingkat khas kota Chicago. Menurut tour guide, di taman yang nggak begitu luas itu, seiring diadakan pesta pernikahan karena latar belakangnya th kota Chicago. Eh benar aja, baru selesai sang guide ngejelasin, melintaslah sepasang pengantin untuk photo di taman tersebut.
Chicago dari kejauhan dan Shedd Aquarium
Navy Pier. Selesai mengunjungi Field Museum dan Aquarium, jam sudah menunjukkan 16.30, yang artinya sebentar lagi waktu berbuka. Maka segeralah aku menuju ke tempat nunggu bus lagi. Dari sini, troly membawaku menuju ke lokasi Buckingham Fountain, tapi sayang air mancurnya udah nggak beroperasi menjelang winter. Terus ke Navy Pier, yaitu wisata pinggir danau. Di sini juga ada Children Museum yang hari itu masih semarak dengan beragam hiasan menyambut Halloween.
Sampai di last stop, waktu sudah menunjukkan 17.15. Maka sambil 'ngabuburit' aku jalan-jalan menyusuri Chicago river sambil memotret beberapa gedung yang layak dipotret. Lalu, dalam perjalan kembali ke hotel aku mampir ke Disney store, cari oleh-oleh buat Izza. Setelah ngelihat-lihat, akhirnya aku pilih sweater merah bergambar Winnie The Pooh. Di samping gambar dan warnanya bagus, yang lebih penting lagi, tuh sweater juga lagi diskon .. he..he..he..
Di depan Wreckler building dan Mini Chapel di North Michigan Ave.
Bye-bye Chicago. Sebelum menuju ke airport, aku sempat-sempatin juga jalan-jalan pagi di sekitar hotel dan naik Chicago City Trolley (layanan trolley gratisan yang disediakan oleh Pemkot Chicago) ke Navy Pier. Lalu aku menuju ke airport, kali ini ngga naik 'share taxi', tapi naik subway (soalnya belum sempat naik subway selama di Chicago)yang sekaligus bisa menghemat anggaran taxi. Bayangkan hanya dengan modal $2 saja, aku sudah bisa nyampe airport bahkan dengan waktu tempuh yang relatif lebih cepat.
Sekitar jam 15.40 waktu setempat, aku meninggalkan Chicago dengan menumpang pesawat Air Canada. Tiba di Montreal airport sekitar jam 19.00. Begitu keluar dari pintu imigrasi, ada seorang anak kecil terlepas dari ibunya dan berlari menghampiriku, sambil berteriak dan lalu memelukku:
"Daddy... daddy... I miss you", katanya.
"Oh...Izza... I miss you too..." kataku sambil membalas memeluknya. Sementara orang-orang di sekitar kami, termasuk mamanya Izza, tersenyum melihat "adegan" itu.
Sampai di rumah, waktu aku kasih sweater Winnie The Pooh-nya dan Izza melihatnya, dia langsung nyiumin sweater barunya.
"Thanks daddy, I like it..." katanya.
Aduh .. siapa yang ngga berbunga hatinya kalau pemberiannya diterima dengan reaksi yang begitu spontan oleh orang yang menerima, menunjukkan bahwa dia senang dengan pemberian kita. Apalagi orang itu adalah anak kita sendiri. Dan ternyata tidak berhenti sampai di situ. Dia langsung menghampiriku, lalu memeluk dan menciumku dan bilang berulang kali :
"Thanks for buying me Winnie the Pooh sweater, daddy, I really like it...". Dan saking senangnya, sampai-sampai besok pagi-nya langsung dia pake ke sekolah.
Notes:
Welcome back to Montreal buat Bubah alias Maknyak alias Ibah. Semoga Beranda Rumah Kita-nya segera hidup kembali.
'Met ultah untuk Mbak Ulya, all the best for you!.
Kami baru saja menerima konfirmasi mengenai sebuah kabar duka, telah meninggal dunia karena sakit, Trisnayanda, suami dari teman saya Indira Miranti. Semoga Indira, anak-anak dan keluarga diberi kekuatan menghadapi cobaan ini. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, diampuni dosanya, dan dilipatgandakan pahalanya. Amin
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
| | |