Saint Laurent Street Festival : A Food Festival for Us !
Sabtu kemarin, Ibu Presiden bersama Gubernur BI Kabinet Blogger family mengadakan kunjungan ke Saint Laurent Street Festival, bersama anak-anak (seperti juga tahun lalu). Seperti biasa, walaupun disepanjang jalan banyak digelar pernak pernik dagangan seperti baju, jam tangan, alat elektronik, parfum, dll, dan juga some very fancy restaurants memindahkan sebagian meja dan kursinya ke jalan, tapi inceran utama kita tetap pada makanan yang bisa dimakan sambil jalan. Pokoknya motto-nya, Nggak Boleh Nganggur, once one finish, we try another one.
Dimulai dari mangga, yang diberi tusukan sate ditengahnya dan dipotong tanpa putus bak kelopak bunga. Langsung saja ketiga anak menyerbunya. Selain mangga, ternyata mereka juga menjual nenas yang diberi tusukan sate. Cuma, cara mereka memotong nanas itu lho..., masak hampir semua yang masih ada mata-nya dikepras habis. Wal-hasil tinggal bagian kecil saja yang dinikmati.

Cara memotong mangga (kiri) Cara memakan mangga (kanan)
Sasaran selanjutnya adalah fried noodle alias mie goreng. Biarpun sering masak mie goreng di rumah, tetep aja karena terbawa suasana, nasib mie goreng sama seperti nasib si-mangga yang langsung diserbu habis. Penjual mie goreng biasanya juga menjual mie goreng jenis udon yang lebih endut, vegetable spring roll, dan bahkan kerupuk.

Penjual noodle & senyum sang customer
Berikut, cotton candy alias gulali. Ini pertama kalinya dalam sejarah Izza makan gulali setelah beberapa kali melihat di TV. Wah jadilah muka Izza, Yasa dan Danial cemang cemong warna merah akibat gulali yang meleleh.

Cotton candy yummy
Selama kita berjalan, sering sekali bertemu dengan segerombolan orang yang memainkan drum, terompet dan menari-nari. Wah, jalanan yang sudah sempit dengan pedagang dan pengunjung, masih harus berbagi lagi dengan atraksi tersebut. Apabila mereka sudah terlalu dekat, suaranya sangat bising sekali.

Bavaria music and dance team (kiri) Mommy,it's too loud (kanan)
Acara dilanjutkan dengan makan jagung rebus. Sebenernya aku lebih ngincer jagung bakar yang sempat aku lihat distand sebelumnya, eh kok ternyata, nggak ada lagi yang jual, aduh jadi ngecesss.. . Begitu juga dengan stand chicken piri-piri yang terkenal itu. Hem… baunya sangat menggugah .. tapi pas ngeliat antriannya, ya ampuun ... panjang amat ... nggak jadi deh .. (sambil me-lap ...)
Kebetulan kita bertemu dengan stand face painting yang juga menyediakan tempat untuk main clay dan tempat untuk nonton film anak-anak. Yasa memilih untuk menghias wajahnya bak seorang putri. Sementara Izza dan Danial yang awalnya main clay, akhirnya lebih senang nonton film. Disamping stand tersebut, terlihat banyak bapak-bapak bertanding catur dibeberapa meja. Hem, sayangnya... setelah Yasa selesai dirias, kita sempat kaget juga dengan harga yang dikenakan ...argh...
Next, kita masih sempat menikmati chirros isi caramel sebelum pulang, ...hum ... it’s warm and sweet, cocok sekali dengan cuaca yang lumayan berangin pada saat itu. Oke forget about jagung bakar dan chicken piri-piri, ... we had so much fun, kapan lagi ya...?
Notes: Beberapa foto makan-makan dan Yasa face painting masih gagal di-download hiks...
|