Cabane A Sucre
Salah satu tempat wisata yang menarik di Quebec saat Spring adalah pengolahan maple syrup. Pohon maple, yang daunnya menjadi lambang negara Kanada, ternyata menghasilkan getah yang manis yang dapat diolah menjadi syrup dan gula. Setiap tahunnya, proses penyadapan (taping) getah ini dilakukan di awal musim semi, yang prosesnya hampir serupa dengan yang dilakukan oleh para petani karet di Indonesia.
Di Quebec, terutama di daerah perbukitan yang banyak ditumbuhi perkebunan maple, tempat-tempat pengolahan getah maple ini membuka diri terhadap wisatawan yang biasanya datang dalam jumlah besar. Beragam aktivitas dirancang oleh para pengelola tempat-tempat untuk menarik para pengunjung, seperti: tour ke perkebunan maple, dinner, mengunjungi farm, dan pesta maple candy. Di samping itu, mereka biasanya juga menyediakan ruangan cukup luas untuk kelompok yang datang dalam jumlah besar dan ingin melakukan aktivitas khusus.
proses penyadapan getah maple
Awal Mei lalu, kami sekeluarga beruntung bisa mengikuti program wisata yang khas Quebecois ini. Kami ikut rombongan MSA (Muslim Student Association) di McGill, yang memang mengadakan tour seperti ini setiap tahunnya. Tempat yang kami kunjungi adalah Erabliere La Goudrelle.
Untuk mencapai ke lokasi ini, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kota Montreal. Lokasinya terletak di daerah pegunungan yang kebanyakan ditumbuhi oleh pohon maple. Karena itu, tak heran bila sepanjang perjalanan kami menjumpai beberapa tempat wisata serupa (Erabliere) La Goudrelle ini.
Sampai di lokasi, begitu turun dari bus, kami langsung disambut oleh kereta mini untuk mengelilingi perkebunan maple. Selama l.k. 15 menit, kami diajak mengelilingi perkebunan di mana produksi maple syrup dimulai.

Izza n Mama di atas kereta mini La Goudrielle
Setelah itu, kami dan pengunjung lain menyusuri perkebunan maple itu dengan berjalan kaki, sambil menunggu waktu dinner. Di selimuti udara yang hangat (dibandingkan winter) dan cuaca yang cerah, kami berjalan menyusuri perkebunan maple. Izza, yang baru pertama kali bermain di perkebunan, nampak menikmati sekali kunjungan ke kebun maple itu. Sesekali kami beristirahat untuk menikmati orange juice, mini croissant dan makaroni skutel yang dipersiapkan dari rumah.

di tengah-tengah perkebunan maple
Setelah berlelah-lelah menyusuri perkebunan maple, kami kembali ke ruang pertemuan. Di situ, dinner a la cabana sucre telah menunggu. Menu yang disediakan adalah: roti, sup kacang, kentang bakar, salad, sapi bbq, ayam saus putih (entah apa nama sebenarnya), omelet dengan syrup maple, dan sebagai penutup kue-kue yang dibuat dengan syrup maple.
Selesai makan, kami keluar dari dining room untuk bersantai sambil menunggu waktu pulang. Ternyata, pesta belum selesai. Di luar dining room ada ruangan kaca yang mengundang kami untuk masuk. Di sanalah ternyata pesta maple candy berlangsung.
Memasuki ruangan itu, masing-masing pengunjung diberikan sepotong kayu (persis seperti stick es krim) lalu berjalan menuju bantalan es yang berbentuk memanjang. Di beberapa titik di atas bantalan es itu dituangi syrup maple. Lalu, dengan stick di tangan, para pengunjung memilin maple syrup yang mulai membeku itu setebal mungkin. Maka, jadilah maple candy yang siap dikulum.
Beruntung kami ngga menghabiskan waktu terlalu lama di dining room, sehingga kami bisa menikmati pesta maple candy itu dengan leluasa. Karena, ngga berapa lama kemudian pengunjung ruangan itu mulai membludak dan pengunjung pun harus antri cukup lama untuk menikmati maple candy.
Setelah itu, kami pun bersiap-siap untuk kembali ke Montreal. Selepas sholat Maghrib (di sini waktu maghrib sekarang jam 20.30 lho...), rombongan berangkat meninggalkan La Goudrielle dengan rasa manis syrup maple masih melekat di bibir.
Meskipun secara keseluruhan perjalanan wisata itu cukup mengesankan, apalagi setelah berbulan-bulan kami tidak menikmati kegiatan luar ruangan selama winter, namun ada satu hal yang amat berkesan buat Izza, yaitu naik school bus. Kebetulan, perjalanan kami ke dan dari tempat wisata itu menggunakan bus sekolah yang berwarna kuning itu. Selama ini Izza hanya mengenal bus sekolah lewat mainan atau melihatnya di jalan. Tapi kali ini, Izza bisa menikmatinya dengan menyentuh bahkan naik di dalamnya. "I am on the school bus..." katanya di perjalanan. Bahkan setelah turun dari bus dan mau pulang ke rumah, dia sempat bilang, "bye...bye... school bus."

Izza dan School Bus
|