Dr Gigi LN bikin BANKRUT
Sebelum saya mengeluarkan kejengkelan saya ke dokter gigi yang telah membuat saya bangkrut, saya mau bilang betapa menyesalnya saya nggak beresin urusan gigi ini sewaktu di Indonesia, dan bahkan masih di-cover kantor waktu itu. Yah dengan alasan nggak cukup waktu dan punya baby waktu itu, jadilah saya selalu menmbatalkan janji dengan bu dokter dekat kantor, dan hal yang saya khawatirkan terjadilah saat ini ...
Satu bulan lalu, gigi atas saya terasa cenut2 dan lama2 makin parah. Karena makin nggak tahan, jadilah saya buat appointment dengan Drg Buck, yang sudah jadi langganan teman2 Indonesia. Bukan cuman itu, saya telponin teman-teman yang sudah punya pengalaman ke dokter gigi di sini, dan tanya-tanya berapa umumnya mereka di charge. Maklum, selama tinggal di Kanada ini, saya nggak punya dental insurance, cuman health insurance biasa saja. Dari data-data teman-teman umumnya mereka dikenai $300, yah itu memang tergantung masing-masing problemnya, at least saya tau kisarannya.
Ditemani Bubah (karena pada saat bersamaan MZ harus interview di US Embassy) beserta pinjaman sangat lunaknya (thx!!), saya ke drg dan katanya saya harus menjalani root canal treatment yang membutuhkan waktu 3 kali treatment dengan biaya .... taraaa......terdengar lah "bledeg" disiang hari bolong, $600!! buset deh.., $600 buat satu gigi???!! arghhhh .... rasanya bukan cuman gigi saya yang sakit sekarang ini, tapi ah.. apa boleh buat, saya mencoba pasrah, yang penting saat ini sakit gigi saya ditangani dulu ... ini mah sakit di gigi.. sakit di kantong...
Perlu waktu lama buat saya untuk merelakan uang sebesar itu melayang untuk perawatan SATU gigi, cateeet .. satu doang. Apalagi waktu saya coba kurs ke Rp, astaga .. dengan biaya sebesar itu saya bisa menghidupi satu 4 anggota keluarga dengan layak di Jakarta selama sebulan ! atau, kalo itungan disini nya, itu hampir sama dengan 90 jam saya kerja (wah jadi ketauan nih he..he..) atau, even lebih besar dari sewa apartemen saya sebulan! or sama dengan harga tiket one way naik Air Canada sampai Hongkong di masa winter ini... buseet deh.. nggak habis-habis saya menyesalinya ...
Sempat terlintas ide bagus dari MZ untuk pulang ke Indonesia sebulan beresin urusan gigi, tapi ide hanya tinggal ide, nggak terealisasi .. malah lebih repot dan mahal. Juga ada ide lain, yaitu mangkir saja dari appoitment berikutnya. Hemm.. saya mencoba berpikir sedikit waras dengan mengirimkan e-mail kebeberapa teman di Indonesia untuk dimintai pendapat. Ternyata jawaban dari mereka mengajurkan untuk tidak kabur dari treatment, karena nanti harus sakit lagi dan harus mengulang lagi dari awal. Oke, saya ikuti anjuran mereka.
Next appointment saya muncul, begitu juga di treatment terakhir. Saya sudah mulai mengikhlaskan uang tersebut terbang ke dompet pak dokter untuk kerja kurang dari 3 jamnya, ... tapi ... semprulll !! setelah beres menambal gigi saya, kami (saya dan MZ) minta agar mengecek gigi yang lain. Kirain yah namanya ngecek itu cuman pake alat dokternya itu saja, ternyata dia pake x-ray, jadilah gigi saya ber-pose, dari sisi kiri, kanan dan depan... (mending kalo fotonya dikasiin kita.. eh buat apaan yah...), dan yang paling pahit ketika dia mengenakan biaya ekstra another $96 untuk x-ray dan filing. Saya betul-betul shock, karena tidak menyangka kalo nambal gigi tadi tidak termasuk yang di $600 dan dia sama sekali tidak memperingatkan kita, kalo untuk cek gigi dan x-ray akan dikenakan biaya ekstra... Saya nggak terima dan marah sekali, kejam amat sih nih dokter sama orang yang hidup dibawah garis kemiskinan Canada ( hemm....), apalagi waktu dia tanya tentang next appoitment untuk cleaning yang biayanya $200-an, aduh sori ..nggak jenjes de... (de..segitu ngamuknya ..).
Anyway, semuanya sudah terjadi, cuman next time buat orang-orang yang nggak punya dental insurance kayak saya, saya punya beberapa suggestions.
Sebaiknya nggak ke drg diluar kampus (walaupun ini memang belum terbukti) , karena si dr buck ini waktu ngitung2, dia punya dua biaya, umum dan student, dan awalnya dia maunya ngitung pake harga umum. Ke- dua, selalu warning ke dokter, tentang perincian biaya, supaya kita bisa mikir-mikir dulu.
Ya akan lebih baik kalau kita beresin gigi dulu di Indonesia, supaya nggak terjadi masalah kayak saya ini. Dan andaikata punya dental insurance pun nggak menjamin kita bisa semena-mena menggunakannya. Yang saya baca, selain tetap memiliki limit (misalnya preminya $600/tahun, tapi coverage-nya $1000/tahun, so kalo biaya ke dokternya lebih, kita tetap harus menanggung selisihnya), atau hanya dapat digunakan 2 kali dalam setahun dan baru bisa dipakai 3 bulan sesudah menjadi anggota).
Saya jadi teringat teman saya waktu di Sydney dulu. Giginya harus dicabut (or whatever..) dan estimasi biayanya AUD $900. Akhirnya solusi yang dia ambil adalah pulang ke Indonesia dengan tiket $500 return, dengan biaya dokter ditanggung orang tuanya. Semuanya happy, ortunya senang karena, teman saya sudah lama tidak mudik, dan gigipun beres dengan biaya yang terjangkau.
But i feel better now, setelah curhat ke Mbak Debby yang kemudian merasa kasihan (berhasil actingnya ...) dan akhirnya ...menghadiahi semangkuk bakso he..he.. (thx.... yang lain jangan iri ya...)
Labels: mama
|