Z u h d i ~ f a m i l y
|
|
|
March 27, 2004
Spring Time
by emzet
Akhirnya musim semi datang juga, begitu gumamku ketika ngeliat berita TV pagi ini. Di Global TV Montreal, saat "berita pagi", selalu ditayangkan suhu udara saat itu di pojok kiri bawah layar kaca, sebelahan sama penunjuk waktu.
Pagi ini, seperti biasanya, begitu TV nyala (TV kita sudah di set untuk self-turning jam 8 pagi, yaitu saat acara favoritnya Izza dimulai, dan sekaligus buat ngebangunin dia), aku langsung switch channelnya sebentar ke Global TV buat ngelihat suhu udara saat ini (mumpung Izza belum terbangun). Di situ tertulis: 08.05 AM, 7 C. Ah.. akhirnya Spring yang ditunggu-tunggu datang juga. Apalagi, pas ngeliat weather network di komputer diprediksikan hari ini suhu bakal mencapai 13 C. betapa indahnya dunia...
Sebenarnya, officially, waktu spring dimulai minggu lalu, yaitu saat jarak waktu antara matahari terbit dan terbenam 12 jam. Saat itu pula dirayakan sebagai Tahun baru bagi orang-orang Persi, atau Iran. (kok tahu? Iya... soalnya, pemilik day care-nya Izza kan orang Iran).
Tapi, ironisnya, saat perayaan tahun baru atau datangnya spring itu, di montreal justru malah turun salju (lagi). Meskipun hal kayak gini bukanlah hal yang aneh, tapi tetep aja orang pada ngedumel. Tambahan lagi, hari-hari setelah itu suhunya drop lagi sampe -16 C atau -20 C sama windchill-nya.
Bagi Montreallers, menunggu Spring adalah hal yang "menegangkan" sekaligus menyebalkan. Karena Spring, berarti udara yang sejuk, bunga-bunga yang merekah, waktunya bermain di luar rumah, dan keluar rumah pun hanya cukup dengan sweater. Bandingkan dengan winter yang mengharuskan kita stay terus di dalam ruangan, atau kalaupun mau keluar rumah harus lengkap dengan snow boots yang berat lengkap dengan kaus kaki tebel, celana tebal spt. kodorai plus long jones-nya, baju dalam minimal dua lapis dan jaket tebal. Juga ngga boleh ketinggalan sarung tangan tebal, tutup kepala dan syal. Transisi dari Winter ke Spring itu yang bikin tegang dan kadang sebel. Karena, suhu yang -10 C di pagi hari bisa berubah jadi 1 C di siang harinya, dan sebaliknya dari 5 C pagi hari bisa drop sampe -15 sorenya, padahal udah keluar rumah pake jaket tipis. Belum lagi hujan yang kadang2 datang ngga bilang2. Tapi tetap aja spring adalah masa yang indah.
Spring juga berarti waktu untuk jalan-jalan, main di taman, dan menikmati street sale (minimal utk cuci mata). Di taman-taman, rumput mulai menghijau seiring dengan mencairnya salju, dan pohon-pohon mulai melahirkan pucuk setelah berbulan-bulan kering.
Bunga Tulip di waktu spring
Bagi orang yang rumahnya memiliki back yard (or even front yard), spring adalah saatnya untuk memulai berkebun (gardening). Kalau kita jalan-jalan ke West Island (daerah elitenya pulau Montreal) di musim Spring kayak gini biasanya pemandangannya indah. Kita cukup naik bus umum, terus duduk sambil menikmati pemandangan di luar. Rumah-rumah mewah di pinggir Sungai St. Lorent, yang halamannya dihiasi warna-warni tulip sungguh merupakan obat cuci mata yg menyegarkan.
Menjelang summer nanti, biasanya toko-toko akan menggelar dagangan mereka di pinggir jalan. Inilah yang disebut street sale. Beragam produk, dari pakaian, makanan, hingga buku bekas, dipajang di luar toko untuk mengundang pembeli. Kafe-kafe pun mulai menggelar meja mereka di luar ruangan. Salah satu jalan yang terkenal dengan street sale-nya adalah St. Laurent street. Konon St. Laurent street ini adalah perbatasan antara wilayah Francophone dan Anglophone. Biasanya saat street sale berlangsung jalan ditutup, sehingga pengunjung dengan leluasa menjelajahi arena jualan sampe pegel.
Obyek wisata lain yang ramai dikunjungi saat musim spring ini adalah produksi maple syrup. Biasanya, tempat-tempat pengolahan maple syrup membuka pintu mereka lebar-lebar untuk para wisatawan. Musim Spring adalah saat mereka menyadap getah pohon maple (yang daunnya menjadi simbol bendera kanada) untuk dijadikan sirop dan gula. Sayangnya kita belum punya kesempatan berkunjung, krn lokasinya kebanyakan di luar kota. mudah2an tahun ini kesampaian.
***
So, hari ini aku pergi ke kampus sekalian nganter Izza, cukup dengan satu lapis jaket, tanpa gloves, scarf, dan snow boots. Begitu pun Izza, dia rupanya juga udah mulai ngerti, krn tadi malem waktu keluar dia udah mulai menikmati udara "hangat" dengan main di luar sama mamanya.
Tadi pagi, waktu siap-siap berangkat sekolah, dia aku ambilin sepatu:
"Pake boots, daddy.." (she said with her Indoglish language)
I said, "No, Izza. Today, you're wearing shoes, blue shoes, not boots" without explanation.
"Why daddy? Is it warm today?" She was wondering
"Yes, it is warm outside. and it's gonna be warmer this afternoon" I replied
"And no hat too?" She asked again. Biasanya setelah pake boots dan jaket, dia minta topi winternya (to keep her warm), selain topi yg nempel di jaketnya. So, hari ini aku putuskan ngga perlu topi tambahan, krn biasanya aja dg topi tambahan dia keringetan kalo masuk ke dalam subway.
"Yes.. no hat too for today. Ok...are you ready to go?"
"OK daddy. Bye.. bye.. Clifford, bye.. bye... Po, bye...bye..Poko, bye..bye.. Winnie the Pooh" Katanya sambil keluar pintu rumah, pamitan sama teman2 bermainnya.
Sebagian salju sudah mencair,
udara dliuar sejuk, jadi bisa dog walking tanpa baju tebal
|
March 25, 2004
Ladies and gentlemen, we proudly present ............. Stradivari!!
Puih.. finally... setelah berpusing-pusing dan memusingkan banyak orang, akhirnya kita agak pe-de-an (sekalipun tetap deg-degan...) untuk memperkenalkan STRADIVARI.
Banyak yang nanya, kenapa sih namanya kok Stradivari, iya.. kenapa ya.. Awalnya emzet kasih nama Rumah Maya. Tapi saya kurang sreg, kebetulan saya liat ada rumah makan perancis dengan nama itu di St Catherine st, dan saya pikir cool juga .. Cuman saya sempet heran, sepertinya nama itu nggak berbau Perancis sama sekali, malah seperti India or Sansekerta. Terus saya cari di internet, eh ternyata nama pembuat biola terkenal yang hidup tahun 1700-an. Ya udah deh kita pake deh jadi nama blog keluarga...
Penghuni Stradivari untuk sementara (siapa tau nanti nambah he..he..) adalah Muhammad Zuhdi (or biasa dipanggil Zuhdi or Emzet), dosen UIN Jakarta (dulu IAIN Syarif Hidayatullah) Fakultas Tarbiyah (Pendidikan), yang sekarang sedang lagi belajar di Faculty of Education McGill University, Montreal, Canada, sambil take care of Izza terutama di pagi hari.
Penghuni berikut adalah saya, Sri Wijayaningrum (or Nining, kecuali kalo pas lagi kerja, Sri, pakai first name, demi kelancaran pembayaran gaji he..he..), yang sekarang ini kegiatannya ; nemenin Emzet, nyambi kerja part time, kursus Perancis, belajar masak, en jalan-jalan...(maunya sih satu lagi,.. shopping, sayang muahal muahal...masih pake tax lagi)
Penghuni ketiga, Izza Rizwana (Izza), our little daughter, yang tiap hari kecuali week end bermain, berteman, belajar, lunch dan bobo siang di Azar Ghaderi, a home day care.
Kita mulai kenal blog sejak diluncurkannya Beranda Rumah Kita oleh keluarga Bubah, Karena semakin hari kita semakin kecanduan baca Beranda, ditambah mulai surfing blog-blog lain yang sangat menarik ragam dan variasinya, jadilah muncul keinginan punya blog juga. Kita pikir, blog seperti ini sangat bagus untuk mendokumentasi suka duka dari apa yang kita alami sehari-hari supaya tidak lenyap begitu saja, dan juga bisa digunakan untuk share cerita ke keluarga nun jauh disana dan teman-teman. Apalagi akses internet disini cukup mudah dan murah meriah.
Tapi ya gitu ... nggak langsung jalan, maju ...mundur ... diem lama... dan akhirnya bisa jadi juga sekarang... Kita berharap, semoga kita bisa terus meng-update dengan tulisan-tulisan baru dan nggak mogok ditengah jalan .... (mesti ada yang ndorong-ndorong lagi ..)
So we'd like to say our thanks to Bubah family (yang terus di ganggu lewat e-mail, telepon, or dibajak langsung di rumah), dan juga temen-temen lain. Kita sangat mengharapkan masukan dari kalian semua-muanya.... Mmmmmuah ...
salam dari Izza
|
March 20, 2004
Dr Gigi LN bikin BANKRUT
Sebelum saya mengeluarkan kejengkelan saya ke dokter gigi yang telah membuat saya bangkrut, saya mau bilang betapa menyesalnya saya nggak beresin urusan gigi ini sewaktu di Indonesia, dan bahkan masih di-cover kantor waktu itu. Yah dengan alasan nggak cukup waktu dan punya baby waktu itu, jadilah saya selalu menmbatalkan janji dengan bu dokter dekat kantor, dan hal yang saya khawatirkan terjadilah saat ini ...
Satu bulan lalu, gigi atas saya terasa cenut2 dan lama2 makin parah. Karena makin nggak tahan, jadilah saya buat appointment dengan Drg Buck, yang sudah jadi langganan teman2 Indonesia. Bukan cuman itu, saya telponin teman-teman yang sudah punya pengalaman ke dokter gigi di sini, dan tanya-tanya berapa umumnya mereka di charge. Maklum, selama tinggal di Kanada ini, saya nggak punya dental insurance, cuman health insurance biasa saja. Dari data-data teman-teman umumnya mereka dikenai $300, yah itu memang tergantung masing-masing problemnya, at least saya tau kisarannya.
Ditemani Bubah (karena pada saat bersamaan MZ harus interview di US Embassy) beserta pinjaman sangat lunaknya (thx!!), saya ke drg dan katanya saya harus menjalani root canal treatment yang membutuhkan waktu 3 kali treatment dengan biaya .... taraaa......terdengar lah "bledeg" disiang hari bolong, $600!! buset deh.., $600 buat satu gigi???!! arghhhh .... rasanya bukan cuman gigi saya yang sakit sekarang ini, tapi ah.. apa boleh buat, saya mencoba pasrah, yang penting saat ini sakit gigi saya ditangani dulu ... ini mah sakit di gigi.. sakit di kantong...
Perlu waktu lama buat saya untuk merelakan uang sebesar itu melayang untuk perawatan SATU gigi, cateeet .. satu doang. Apalagi waktu saya coba kurs ke Rp, astaga .. dengan biaya sebesar itu saya bisa menghidupi satu 4 anggota keluarga dengan layak di Jakarta selama sebulan ! atau, kalo itungan disini nya, itu hampir sama dengan 90 jam saya kerja (wah jadi ketauan nih he..he..) atau, even lebih besar dari sewa apartemen saya sebulan! or sama dengan harga tiket one way naik Air Canada sampai Hongkong di masa winter ini... buseet deh.. nggak habis-habis saya menyesalinya ...
Sempat terlintas ide bagus dari MZ untuk pulang ke Indonesia sebulan beresin urusan gigi, tapi ide hanya tinggal ide, nggak terealisasi .. malah lebih repot dan mahal. Juga ada ide lain, yaitu mangkir saja dari appoitment berikutnya. Hemm.. saya mencoba berpikir sedikit waras dengan mengirimkan e-mail kebeberapa teman di Indonesia untuk dimintai pendapat. Ternyata jawaban dari mereka mengajurkan untuk tidak kabur dari treatment, karena nanti harus sakit lagi dan harus mengulang lagi dari awal. Oke, saya ikuti anjuran mereka.
Next appointment saya muncul, begitu juga di treatment terakhir. Saya sudah mulai mengikhlaskan uang tersebut terbang ke dompet pak dokter untuk kerja kurang dari 3 jamnya, ... tapi ... semprulll !! setelah beres menambal gigi saya, kami (saya dan MZ) minta agar mengecek gigi yang lain. Kirain yah namanya ngecek itu cuman pake alat dokternya itu saja, ternyata dia pake x-ray, jadilah gigi saya ber-pose, dari sisi kiri, kanan dan depan... (mending kalo fotonya dikasiin kita.. eh buat apaan yah...), dan yang paling pahit ketika dia mengenakan biaya ekstra another $96 untuk x-ray dan filing. Saya betul-betul shock, karena tidak menyangka kalo nambal gigi tadi tidak termasuk yang di $600 dan dia sama sekali tidak memperingatkan kita, kalo untuk cek gigi dan x-ray akan dikenakan biaya ekstra... Saya nggak terima dan marah sekali, kejam amat sih nih dokter sama orang yang hidup dibawah garis kemiskinan Canada ( hemm....), apalagi waktu dia tanya tentang next appoitment untuk cleaning yang biayanya $200-an, aduh sori ..nggak jenjes de... (de..segitu ngamuknya ..).
Anyway, semuanya sudah terjadi, cuman next time buat orang-orang yang nggak punya dental insurance kayak saya, saya punya beberapa suggestions.
Sebaiknya nggak ke drg diluar kampus (walaupun ini memang belum terbukti) , karena si dr buck ini waktu ngitung2, dia punya dua biaya, umum dan student, dan awalnya dia maunya ngitung pake harga umum. Ke- dua, selalu warning ke dokter, tentang perincian biaya, supaya kita bisa mikir-mikir dulu.
Ya akan lebih baik kalau kita beresin gigi dulu di Indonesia, supaya nggak terjadi masalah kayak saya ini. Dan andaikata punya dental insurance pun nggak menjamin kita bisa semena-mena menggunakannya. Yang saya baca, selain tetap memiliki limit (misalnya preminya $600/tahun, tapi coverage-nya $1000/tahun, so kalo biaya ke dokternya lebih, kita tetap harus menanggung selisihnya), atau hanya dapat digunakan 2 kali dalam setahun dan baru bisa dipakai 3 bulan sesudah menjadi anggota).
Saya jadi teringat teman saya waktu di Sydney dulu. Giginya harus dicabut (or whatever..) dan estimasi biayanya AUD $900. Akhirnya solusi yang dia ambil adalah pulang ke Indonesia dengan tiket $500 return, dengan biaya dokter ditanggung orang tuanya. Semuanya happy, ortunya senang karena, teman saya sudah lama tidak mudik, dan gigipun beres dengan biaya yang terjangkau.
But i feel better now, setelah curhat ke Mbak Debby yang kemudian merasa kasihan (berhasil actingnya ...) dan akhirnya ...menghadiahi semangkuk bakso he..he.. (thx.... yang lain jangan iri ya...) Labels: mama
|
About Us
We are Zuhdi-Nining family:
Papa Zuhdi, Mama Nining, Kakak Izza and Kakak Raisa.
We live in Pamulang
| | |